SINARJATENG.COM - Para pasien meminta bergabung dalam uji klinis obat-obat COVID-19 berbasis antibodi setelah Presiden AS Donald Trump dirawat pekan lalu dengan terapi eksperimental dari Regeneron Pharmaceuticals Inc.
Trump pada Rabu 7 Oktober 2020 berjanji untuk menggratiskan obat-obat itu bagi warga Amerika seraya menggembar-gemborkan manfaatnya.
Para ahli kedokteran mengatakan data lebih banyak dibutuhkan untuk menilai kemanjuran perawatan itu sebelum pemakaian yang lebih luas diperbolehkan.
Baca Juga: Pemdes Glapan Gandeng Mahasiswa KKN UIN Walisongo Salurkan Bansos Beras
Trump meninggalkan rumah sakit pada Senin 5 Oktober 2020 malam, hanya beberapa hari setelah didiagnosis terinfeksi Covid-19 yang menyebabkan radang paru-paru sehingga kadar oksigen darahnya turun.
Menurut dokternya, uji darah pada Senin mendapati antibodi yang melawan infeksi, yang oleh juru bicara Regeneron dikatakan mungkin berasal dari pengobatan itu mengutip Antara.
Dalam satu video yang diambil di luar Gedung Putih, Trump memuji terapi Regeneron yang membuatnya merasa jauh lebih baik ketimbang saat dia pertama kali didiagnosis. Trump juga mengatakan dia akan mendorong izin pemakaian darurat (EUA) bagi pengobatan itu dan pengobatan lain sejenis. Dia salah menyebut obat itu bernama Regeneron.
Baca Juga: Realisasi Anggaran Penanganan COVID-19 di Jepara Capai Rp 111 Miliar
Regeneron mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan Badan Obat dan Makanan AS mengenai EUA untuk ramuan dua antibodi monoklonalnya-salinan antibodi pabrik yang merupakan satu dari senjata utama yang sistem kekebalan hasilkan untuk melawan infeksi.
Perusahaan itu sejauh ini mengeluarkan beberapa data awal yang mengarah pada janji atas terapinya melawan Covid-19, dan para dokter khawatir pengobatan Trump dan promosi setelahnya dapat memberikan tekanan pada regulator.***