Bantah Kirim 700 Karung Beras Ke Militer Myanmar, Ini Kata Militer Thailand ‎

21 Maret 2021, 14:36 WIB
Tentara Thailand berjaga di Perbatasan /REUTERS/Soe Zeya Tun

SINARJATENG.COM – Media-media di Thailand menyiarkan informasi bahwa militer Thailand ‎telah mengirim 700 karung beras untuk unit-unit militer Myanmar di perbatasan timur. ‎

Menanggapi informasi tersebut, militer Thailand membantah telah mengirim 700 karung beras. ‎Dikutip sinarjateng dari Reuters, Komandan Pasukan Naresuan Mayor Jenderal Amnat Srimak ‎mengatakan bahwa pihaknya tidak ada kontak dengan tentara Myanmar.‎

‎“Militer Thailand tidak memasok untuk tentara Myanmar dan tidak ada kontak dengan tentara ‎Myanmar,” ucap Mayor Jenderal Amnat Srimak.‎

Baca Juga: Dukung Program Pemerintah, Pertamina Ikut Partisipasi Vaksinasi Covid-19 di Wilayah Jawa Tengah

Mayor Jenderal Amnat Srimak juga mengatakan bahwa setiap makanan yang dikirim melalui ‎perbatasan adalah bagian dari perdagangan normal.‎

‎“Jika ada sesuatu, saya kira itu adalah perdagangan reguler di penyeberangan perbatasan biasa,” ‎ucapnya. “Kami tidak memblokir ini jika tindakan tersebut tidak melanggar hukum dan mengikuti ‎prosedur bea cukai,” tambahnya.‎

Diketahui sebelumnya telah beredar informasi yang disiarkan media di Thailand yang mengutip ‎laporan pejabat keamanan bahwa pengiriman beras kepada tentara Myanmar itu merupakan ‎perintah pemerintah Thailand.‎

Baca Juga: Jumlah Pernikahan Dini Anak di Jateng Meningkat Setiap Tahun, Pada 2020 Capai ‎‎12.972‎

Namun pengiriman tersebut berhasil digagalkan oleh pasukan Persatuan Nasional Karen (KNU), ‎kelompok pemberontak etnis minoritas yang menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah ‎Myanmar pada tahun 2012.‎

Diketahui militer Myanmar tengah mengahadapi berbagai kecaman dari dunia internasional atas kudeta 1 Februari ‎dan penumpasan berdarah pada protes terhadap pemerintahan militer yang telah menewaskan ‎hampir 250 orang.‎

Bantuan beras Thailand kepada militer Myanmar kemungkinan akan menuai kecaman dari para ‎pendukung pemerintah terguling yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.*‎**

Editor: Intan Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler