Sapa Gayeng Saparan dari Lereng Merbabu

- 3 Oktober 2022, 09:51 WIB
seorang anak menonton pertunjukan wayang kulit di sudut desa
seorang anak menonton pertunjukan wayang kulit di sudut desa /SinarJateng

“Saya rasa ini sesuai sekali dengan ungkapan “Jateng Gayeng nya Jawa Tengah” ya, apalagi momentum seperti ini sangat fair, menghilangkan sifat saling curiga dan syak wasangka apalagi dekat dekat tahun politik ini” kata Edi.

Dalam pandangannya, Saparan masih sangat fungsional dalam kehidupan sosial masyarakat desa yang ada sejalan dengan teori fungsionalisme budaya yang dikemukakan oleh Malinowski dan Radcliffe Brown, bahwa suatu budaya bertahan karena ternyata memiliki fungsi-fungsi tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

Baca Juga: Terbangkan Lampion Bersama Bocah Rambut Gimbal Dieng, Ganjar: Ini Pengungkit Pariwisata 

“Mari kita sebutkan bagian mana yang tidak “gayeng”? Saparan ini jelas menjadi sebuah kepentingan bersama dimana Saparan diharapkan sebagai pembawa kemakmuran, menjalankan fungsinya menjaga ikatan kekerabatan, menjaga ikatan solidaritas dan kerukunan warga, fungsi hiburan, dan fungsi menjaga warisan budaya, jelas ini sangat “gayeng” yang tidak dibuat-buat, sambung Edi.

Dari lereng Merbabu, udara di bulan Sapar tidak akan pernah dirasakan dingin karena di dalamnya selalu menggumpal semangat kebersamaan khas masyarakat Jawa Tengah yang hangat.***

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x