Istilah Ghosting Jadi Trending Topik Twitter Karena Kaesang, Apa dan Mengapa?

- 7 Maret 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi ghosting
Ilustrasi ghosting /Pexels.com/Daisy Anderson

SINARJATENG.COM – Kaesang Pangarep ramai diperbincangkan warganet Indonesia dalam dua hari terakhir lantaran dituduh melakukan ghosting.

Akun Instagram @meilia_lau yang dimiliki oleh ibu dari Felicia memposting kondisi anaknya dengan Kaesang pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Meilia menagih janji Kaesang yang akan menikahi anaknya pada Desember 2020. Akan tetapi, memasuki Bulan Januari 2021 Kaesang tiba-tiba menghilang dan tidak memberikan kabar.

Baca Juga: Tahapan Klaim Pencairan Dana JHT BPJS Ketenagakerjaan di Kala Pandemi

Meilia menganggap Kaesang tidak punya etika karena memutuskan hubungan dengan anaknya dengan cara yang tidak baik.

Kaesang yang dianggap menghilang dari Ibu Felicia distilahkan oleh warganet sebagai ghosting. Mengapa orang bisa melakukannya?

Dikutip dari thehealthy.com, Ramani Durvasula seorang psikolog klinis berlisensi, profesor psikologi di California State University, Los Angeles memberikan penjelasan mengenai istilah Ghosting.

Baca Juga: Vaksinisasi Covid-19 Dosis ke-2 Bisa Dilakukan di Tempat yang Berbeda

“Ghosting persis seperti namanya, diam-diam menghilang dari kehidupan seseorang, seperti hantu, dan itu bisa sangat menyakitkan,” kata Durvasula.
Claire Postl konselor klinis profesional berlisensi dan terapis seks bersertifikat di Ohio State, Pusat Medis Universitas Wexner juga memberikan penjelasan mengenai ghosting.

“Ghosting adalah istilah yang telah menjadi populer dalam kencan online dan digital dan menggambarkan saat Anda berkencan dengan seseorang atau berbicara secara teratur.

Dan komunikasi tiba-tiba berakhir, tanpa penjelasan apapun,” kata Postl.
Mengapa seseorang melakukan Ghosting?

Baca Juga: Lomba Virtual ‘The Amazing Midwest Race’ Cara Kreatif Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat Untuk Galang Dana

Postl memberikan jawaban mengapa seseorang memilih untuk tidak berkomunikasi daripada menyatakan putus secara langsung.

“Mudah. Banyak dari kita sangat takut akan konfrontasi sehingga kita akan melakukan apa pun untuk menghindarinya,” kata Postl.

Postl menambahkan jauh lebih mudah untuk berhenti berbicara daripada melakukan percakapan nyata dan masuk ke dalam semua perasaan yang berantakan dan rumit yang datang dengan hubungan.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Man City vs Man Utd: Jalan Terjal MU dekati City dalam Tajuk Derby Manchester

“Banyak orang tidak diajari seperti apa komunikasi orang dewasa yang sehat dalam hubungan sehingga mereka menggunakan jalan keluar termudah – Ghosting,” ujar Durvasula.

Lebih lanjut Postl mengatakan ghosting merupakan efek samping dari budaya kencan digital. Berhubungan atau bertemu orang baru semudah menggesek layar handphone. Masuk akal jika orang ingin putus karena sesederhana itu.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah