Penggunaan Minyak Jelantah Secara Berulang, Begini Tanggapan Analisis Kesehatan

- 28 Desember 2020, 21:54 WIB
Ilustrasi minyak jelantah.
Ilustrasi minyak jelantah. /Pixabay/congerdesign

SINARJATENG.COM - Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali dapat membahayakan kesehatan karena mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik atau zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker.

Hal itu disampaikan oleh Analis Kesehatan dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Satya Darmayani melalui pesan WhatsApp-nya di Kendari, Senin.

"Penggunaan minyak jelantah berulang kali, lebih dari tiga kali, maka tidak baik bagi kesehatan. Selain itu minyak yang digunakan secara berulang sudah tidak lagi memiliki kandungan gizi," tulisnya.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah untuk Tutup Akses WNA Agar Tidak Ada Varian Baru Covid-19 yang Masuk

Kepala Sub Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kendari itu menjelaskan, minyak jelantah adalah minyak limbah yang merupakan bekas pemakaian kegiatan rumah tangga.

"Umumnya bisa berasal dari minyak kelapa, minyak sayur, minyak jagung, minyak samin atau minyak lainnya," ujarnya.

Kata dia, sisa dari minyak jelantah umumnya hanya dimanfaatkan sebagai pencuci perkakas yang berkarat, namun sayangnya kebanyakan orang justru membuang sisa minyak jelantah ke lingkungan.

Baca Juga: Inilah Berbagai Catatan Jurnalistik PWI Akhir Tahun 2020

Minyak jelantah, lanjutnya, yang dibuang langsung ke lingkungan memiliki berbagai dampak negatif, di antaranya menjadi beban pencemar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand ( BOD) yang berbahaya bagi lingkungan, minyak jelantah tidak hanya dapat mencemari air, tetapi juga dapat mencemari tanah serta udara karena baunya yang tidak sedap.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah