Asewaka Dharma, Dharma Agama, Dharma Negara

- 22 Desember 2020, 21:39 WIB
I Gede Rudia Adiputra
I Gede Rudia Adiputra /Kemenag.go.id

Umat sedharma yang terkasih. Bagaimana umat Hindu dapat melaksanakan dua dharma sekaligus dalam waktu bersamaam?

Kerangka ajaran agama meliputi Tattwa, Susila, dan Acara. Upaya memantapkan pemahaman akan Tattwa agama dan sraddha bhakti kepada Tuhan (Hyang Widhi), berarti telah melaksanakan Dharma agama. Dengan mantapnya sraddha bhakti kepada Tuhan, itu berarti telah mengamalkan sila pertama Pancasila.

Baca Juga: Mulai dari Presiden Hingga Para Aktor, Berikut Kumpulan Ucapan di Hari Ibu

Demikian pula dengan melaksanakan ajaran susila, berupa tertib berperilaku dalam keseharian sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, berarti umat Hindu taat kepada hukum sekaligus menegakkan Indonesia sebagai Negara hukum.

Begitu juga mengamalkan ajaran agama, yakni tattwamasi dan wasuda iwa kutumbhakam, merupakan bentuk nyata pengamalan sila kemanusiaan yang adil dan beradab sekaligus mempertahankan sila ketiga, yakni persatuan Indonesia.

Usaha memantapkan sraddha bhakti untuk mewujudkan tujuan hidup beragama di dunia (maya pada/ marca pada), yakni jagadhita adalah upaya yang sejalan dan sama dengan tujuan kemerdekaan NKRI yaitu mewujudkan kehidupan yang sejahtera, tertib, adil dan makmur seperti yang tersirat dalam pembukaan UUD 1945.

Baca Juga: Ganjar Ikut Tanggapi Menteri Baru dalam Reshuffle Kabinet Indonesia Maju

Saudara umat sedharma yang terkasih. Berbicara dan membahas tentang swadhama, tetap dan selalu menarik. Apalagi, profesi umat sangat beragam dengan keterampilan yang berbeda, tempat tinggal/geografi berbeda, serta tingkat pemahaman yang berbeda. Untuk itulah, orang tua wajib membina anak-anak/putra-putri dengan penuh kasih. Sebaliknya, anak-anak dan remaja patut terus belajar-berlatih dan menempa diri dengan cara tidak henti-hentinya mohon bimbingan, petunjuk, contoh dari para senior, lebih-lebih kepada orang tua dan para guru.

Begitu juga para pemuka umat dan para pakar, termasuk para praktisi, hendaklah tidak pernah jemu memberikan tuntunan kepada generasi penerus dan memberikan perlindungan kepada mereka. Sehingga, para generasi muda mampu menghadapi kehidupan di jamannya dengan kemandirian tanpa kehilangan jati diri sebagai umat Hindu dan juga sebagai warga Negara yang berpancasila.

Semua umat tanpa kecuali orang tua/sanyasin, wanaprastin, grehastin, brahmacarya, termasuk yang cacat fisik, wajib dan harus senantiasa tegar menghadapi berbagai kondisi dan tantangan hidup tanpa pernah putus asa. Sebaliknya, semuanya harus terus bersemangat untuk melatih diri agar mampu unggul dalam persaingan global.

Halaman:

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah