Emas Masih Bertahan di Atas 1.900 dolar setelah Trump Terkena Covid-19

- 3 Oktober 2020, 08:51 WIB
Ilustrasi emas
Ilustrasi emas /pexels.com

 

SINARJATENG.COM – Emas berjangka turun tipis pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan penguatan dolar AS, namun masih bertahan di atas level 1.900 dolar AS setelah berita bahwa Presiden AS Donald Trump positif mengidap COVID-19 mengurangi sentimen risiko.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, tergerus 8,7 dolar AS atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 1.907,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis 1 Oktober 2020, emas berjangka melonjak 20,8 dolar AS atau 1,1 persen menjadi 1.916,30 dolar AS.

Emas berjangka turun 7,7 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.895,50 dolar AS pada Rabu, 30 September 2020, setelah melonjak 20,9 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.903,20 dolar AS pada Selasa 29 September 2020, dan menguat 16 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.882,30 dolar AS pada Senin 28 September 2020.

Baca Juga: Nadal Melaju ke Putaran Keempat French Open

“Pemilu tinggal 33 hari lagi, ada begitu banyak yang tidak diketahui - apakah itu kasus ringan, bagaimana dia akan bereaksi? Jadi kita harus lari ke tempat yang aman menjaga emas tetap bertahan,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.


“Pedagang tampak berhati-hati karena mereka khawatir tentang penjualan di pasar ekuitas.”

Fokus juga tertuju pada kesepakatan bantuan bantuan virus corona AS yang masih mengalami kemacetan. Emas dapat naik kembali “jika kongres AS mengesahkan RUU stimulus, yang tampaknya menjadi menggantung di pasar untuk saat ini,” tambah Haberkorn.

Baca Juga: Neymar Cetak Gol Pertama Musim Ini ketika PSG Bantai Angers 6-1

Emas telah naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu setelah Trump mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa dia dan istrinya Melania dinyatakan positif terkena virus corona, menghantam Wall Street.

Namun Gedung Putih meyakinkan warga Amerika bahwa Presiden tetap akan menjalankan tugasnya.

Investor juga mencatat laporan ketenagakerjaan bulanan terakhir sebelum pemilihan presiden 3 November, yang menunjukkan pertumbuhan lapangan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada September.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x