Network
SINARJATENG.COM - Perekonomian Indonesia pengalami gunjangan di sektor UMKM karena Pandemi Covid-19 di sembilan bulan terakhir.
Tidak hanya itu, sektor perikanan budidaya juga ikut alami guncangan. Di awal pandemi, permintaan ikan mengalami penurunan hingga 20%.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian, diantaranya yaitu permintaan pasar yang turun, pasar horeka (hotel, restoran, dan kafe) yang masih lesu, dan akses untuk berpindah ke pasar online yang belum maksimal.
Baca Juga: Satgas Pencegahan Covid-19 Tindak Tegas Pelanggar Prokes di Jepara
“Kami berfokus untuk meningkatkan dampak sosial yang dapat membantu menjaga usaha para pembudidaya tetap berjalan. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan menarik ikan hasil panen pembudidaya dan mengolahnya menjadi produk beku demi menambah nilai jual dan memperpanjang masa konsumsi," ungkap Gibran Huzaifah, Co-founder dan CEO eFishery di Bandung, Rabu 23 Desember 2020. eFishery adalah salah satu startup akuakultur terbesar di Indonesia.
Dengan demikian, kata Gibran, hasil panen dapat disimpan lebih lama sehingga mengurangi risiko terbuangnya hasil panen.
Dia menambahkan, melalui eFisheryFresh, ikan yang ditarik dari pembudidaya kemudian disalurkan ke berbagai channel dengan jalur B2B. Selama tahun 2020 ini, lebih dari 1.000 ton ikan telah ditarik dari puluhan kelompok tani dari berbagai daerah di Indonesia.”
Baca Juga: Hari Ini, Puncak Keberangkatan KA Capai 16.000 Lebih Pangguna
Program “Tarik Ikan” ini disambut baik oleh pembudidaya, “Di tengah wabah seperti sekarang ini, kami mengalami kendala dalam serapan hasil panen. Kadang kami terpaksa jual rugi ke tengkulak. Program Tarik Ikan ini membantu usaha budidaya kami tetap berjalan,” ujar Kuncoro, pembudidaya ikan patin asal Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
