Masuki Usia 14 Tahun, MAJT Komitmen Perkuat Jaringan Internasional

- 15 November 2020, 16:24 WIB
Ketua PP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA (kiri) saat memaparkan perkembangan dan program ke depan MAJT, di saat peringatan HUT ke-14 MAJT, Sabtu 14 November 2020
Ketua PP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA (kiri) saat memaparkan perkembangan dan program ke depan MAJT, di saat peringatan HUT ke-14 MAJT, Sabtu 14 November 2020 /Dok. MAJT / Isdiyanto/

SINARJATENG.COM - Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) memasuki usia ke-14, bertekad untuk semakin memperkuat jaringan internasional.

Langkah tersebut seiring intensnya kunjungan para duta besar, anggota parlemen dan masyarakat dari Asia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika ke MAJT.

Terakhir dikunjungi Duta Besar Arab-Mesir HE Mr Ashraf Sultan dan Maroko HE Mr Quadia Benabdellah.

Baca Juga: Dari Jalan-Jalan Hingga Kencan, Berikut 4 Outfit Stray Kids

Kunjungan keduanya usai menghadiri penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) kepada Habib Lutfi bin Yahya oleh Unnes, di Auditorium UNNES kampus Sekaran Gunungpati Kota Semarang, Senin 9 November 2020 lalu.

“Para dubes yang berkunjung ke MAJT sebagai simbol negara-negara yang memiliki peradaban kuat di dunia. Maka kahadirannya semakin memperkuat jaringan internasional yang dimiliki MAJT,” kata Ketua Pengelola Pelaksana MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA pada peringatan Hari Ulang Tahun ke 14 MAJT, Sabtu 14 November 2020.

Tasyakuran HUT MAJT diselenggarakan dengan istighosah dipimpin KH Hanief Ismail. Hadir tiga sesepuh MAJT, masing-masing Ketum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, Mantan Gubernur Jawa Tengah Drs KH Ali Mufiz MPA serta Mantan Wagub Jateng Drs KH Achmad.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Masalah dalam Pekerjaan, Cobalah Menerimanya dengan Positif

Prof Noor Achmad menegaskan, penguatan jaringan internasional sangat penting bagi MAJT, sebab negara-negara besar tersebut dalam kunjungannya selalu menawarkan berbagai kerja sama yang dapat dilakukan dengan MAJT.

Makna ini berarti, negara-negara tersebut tidak sebatas mengenal MAJT, namun juga mengakui peran MAJT sebagai pusat peradaban yang kuat dalam mengenalkan konsep Islam ala Indonesia, sebagai Islam nusantara yang mengembangkan washatiyah yang rahmatan lil alamin.

“Konsep tersebut kini semakin diterima oleh dunia sehingga MAJT kini dikenal sebagai pusat kajian peradaban Islam washatiyah tingkat dunia. Predikat ini harus kita jaga bersama,” terangnya.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Sering dialami Saat Aplikasikan Skin Care

Maka, tambah Noor Achmad, reputasi MAJT yang juga diakui sebagai destinasi wisata religi internasional, harus terjaga lewat kinerja yang profesional. Tanggung jawab merawat reputasi seutuhnya berada di pundak segenap pengurus dan karyawan untuk menyadari posisi tersebut.

Di tengah tasyakuran, Ketua PP MAJT Prof Noor Achmad menyempatkan memimpin doa bacaan Surat Alfatihah ditujukan kepada perintis MAJT, H Mardiyanto yang kondisi kesehatannnya masih lemah.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini, dinyatakan berjasa besar dalam pendirian MAJT dengan merintis pembangunan masjid sejak tahun 2.000. Pembangunan tersebut sebagai bentuk syukur atas kembalinya puluhan hektar Banda Masjid Agung Semarang yang saat itu sempat raib.

Baca Juga: Tidur dengan Rambut Basah Dapat Merusak Folikel atau Batang Rambut, Begini Penjelasannya

Mantan Wagub Jawa Tengah Drs H Achmad, sosok pertama yang memimpin MAJT periode awal 2000-2003 juga menuturkan tentang semangat perjuangan H Mardiyanto yang merealisasikan pembangunan MAJT atas prakarsa almarhum KH A Sahal Mahfudh dengan berbagai rintangan yang dihadapi.

Reputasi MAJT yang menginternasional, lanjut Prof Noor, tidak lepas dari perencanaan awal para kiai sepuh. MAJT diresmikan Presiden Susila Bambang Yudhoyono pada 2006, akhirnya mendapat kepercayaan masyarakat karena program-programnya.

Misalnya kriteria dalam memilih imam salat, selain harus hafidz juga pernah menjadi juara MTQ internasional, agar bacaan dan suaranya bagus. Ketika salat tarawih ramadan, setiap tarawih harus menyelesaikan 1 juz. Ternyata desain ini banyak diminati masyarakat.

Baca Juga: Borobudur, Kami (Tetap) Datang

"Ini dibuktikan dengan jemaah salat tarawih yang banyak, padahal MAJT kapasitasnya menampung 30 ribu jemaah. Mereka banyak pula yang datang dari luar Semarang," imbuhnya.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah