Dari sepengetahuannya, kerusakan akibat angin kencang dan hujan lebat hanya terjadi di PN Semarang. Sementara, bangunan Kantor Imigrasi Kelas IA Semarang yang berada di sebelah PN Semarang dan notabene berusia lebih tua, dalam kondisi baik-baik saja.
"Rusaknya gedung dan sarpras lainnya ini menjadi isyarat bahwa sistem peradilan di PN Semarang sudah rusak karena adanya mafia peradilan. Sehingga banyak hakim yang seharusnya kepanjangan tangan Tuhan namun justru bermain untuk mendapat keuntungan," tuturnya.
Baca Juga: KUA Disebut sebagai Etalase Kemenag, Gus Yaqut Paparkan 4 Tujuan Strategis Revitalisasi
Ia mengungkapkan, banyak laporan terkait bobroknya pelayanan publik di PN Semarang. Termasuk juga laporan hakim yang sarat kepentingan dalam memutus perkara yang ditangani.
Ia mencontohkan, pernah menanyakan terkait putusan perkara yang dianggap janggal. Hal itu karena dalam satu perkara, muncul beberapa putusan yang berbeda.
"Kemudian kami meminta klarifikasi dan informasi terkait perkara itu, namun hingga sekarang tak ditanggapi," keluhnya.
Baca Juga: Polres Pekalongan Imbau Prokes Serta Bagikan Masker Saat Giat Patroli
Ia menyayangkan tidak berjalannya keterbukaan informasi publik dengan baik di PN Semarang. Padahal, lanjutnya, pengadilan merupakan institusi yang menjadi jalan akhir setiap masyarakat dalam mencari keadilan.
"Kejadian rusaknya gedung dan sarpras PN Semarang ini menjadi peringatan dari Allah SWT kepada para hakim yang sering bermain-main di atas nasib orang hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat," pungkasnya.