Gotong royong dan silaturahmi diwujudkan dalam bentuk kesukarelaan warga untuk menyumbangkan materi maupun tenaga dalam setiap kegiatan. Belum lagi motivasi mereka dengan aktif dan interaktif dalam setiap momen acara. Tak ada warga yang apatis terhadap program Kampung Budaya Piji Wetan.
Sementara itu Nur Wahid atau yang akrab disapa Cak One , yang juga Wakil Ketua Lesbumi NU Demak mengatakan bahwa sebenarnya Kota Wali merupakan biangnya kebudayaan.
“Siapa yang akan menyangsikan Sunan Kalijaga sebagai seorang budayawan?” ungkap Cak One secara retoris.
Diakuinya, Demak adalah gudangnya potensi budaya. Tiap pelosok desa memiliki folklore yang sudah hidup ribuan tahun lamanya. Tetapi sayangnya cerita cerita rakyat tersebut belum digali dan dirumuskan secara konstruktif sehingga terkesan masih terabaikan.
Wakil Ketua DPRD Demak ini mengharapkan bahwa di masa depan akan bermunculan embrio embrio komunitas semacam Koruki yang menjadi fasilitator bagi perkembangan budaya di Demak.
“‘Pekerjaan Rumah’ (PR) kita adalah banyak sekali sanggar seni di Demak tetapi tidak tampil dengan berani. Mari bersama membangun jejaring agar ada kesadaran berbudaya,“ tutup Cak One.
Koruki berharap setelah ada pencerahan dari para narasumber, masing masing dari kita bisa mendukung terbentuknya desa desa yang sadar budaya.
“Alangkah bahagia jika di kehidupan kita ini kembali berada di lingkungan berjati diri bangsa dengan budaya budaya khas yang tentunya tiap tiap desa punya karakteristik budaya masing masing,” ungkap Kusfitria Marstyasih Ketua Koruki Demak.