SINARJATENG.COM – Pandemi Covid-19 menimbulkan banyak keterbatasan, termasuk keterbatasan untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Ketahanan pangan sendiri terjadi saat ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya mampu terealisasikan.
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Qur’an Al Masthuriyah menjadi salah satu Ponpes yang terdampak adanya pandemi Covid-19 karena terletak di Kota Semarang yang mobilitasnya dibatasi dengan sangat ketat, sehingga akses terhadap ketersediaan pangan menjadi berkurang.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kenalkan Fenomena Astronomi kepada Masyarakat secara Virtual
Mahasiswa KKN MIT DR XII UIN Walisongo berusaha memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan tempe di Ponpes Al Qur’an Al Masthuriyah, Purwoyoso, Ngaliyan, Semarang.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian program kerja KKN MIT DR XII UIN Walisongo dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat.
"Selain kewajiban belajar ilmu agama, santri juga diharapkan memiliki skill tambahan yang dapat bermanfaat di tengah masyarakat seiring perkembangan kondisi lingkungan sekitar. Sosialisasi dan pelatihan pembuatan tempe akan memberikan wawasan dan skill baru kepada para santri dan dapat menjadi dasar kemampuan santri untuk berwirausaha,” kata mahasiswa KKN bernama Fauzi Akbar, pada Senin 2 Agustus 2021.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Adakan Aksi Tanam Serentak Secara Online