Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal UIN Walisongo dalam menjajaki kemungkinan perkuliahan tatap muka pada Agustus nanti. Kita akan evaluasi dan perbaiki semua aspek yang mendukung perkuliahan blended learning.
Mulai dari sarana prasarana, kesiapan dosen, hingga pada pemenuhan standard protokol kesehatan untuk skala besar. Ini menjadi harapan yang mulia untuk seluruh civitas akademika UIN Walisongo Semarang.
"Kita akan terus pantau dan perbaiki hal hal yang masih dirasa kurang, semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa beraktivitas secara normal. FPK telah melaksanakan simulasi perkuliahan blended learning ini dengan baik. Ini menjadi langkah yang bagus untuk kemajuan UIN Walisongo,” Tegas Prof. Imam.
Baca Juga: Jadwal Sholat Semarang dan Sekitarnya, Minggu 30 Mei 2021
Pada simulasi blended learning kali ini, Fitria Susilowati, M.Sc., selaku dosen Prodi Gizi FPK mengaku senang. Perkuliahan blended learning seperti ini diakuinya menjadi alternatif solusi atas kebosanan mahasiswa mengikuti perkuliahan selama pandemi.
Selain itu, dosen dituntut untuk senantiasa mengembangkan kemampuan pedagogiknya beradaptasi dengan keadaan. Jangan sampai membuat mahasiswa jenuh dengan pekuliahan.
Pada kelas lainnya, Wening Wihartati, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Abnormal sekaligus Kajur Prodi Psikologi FPK menyatakan bahwa perkuliahan blended learning ini menjadi istimewa karena mahasiswa terlihat sangat antusias dan bersemangat.
Baca Juga: Kota Pekalongan Ikut Andil Dalam Program Gerakan 100 Smart City, Berikut Daftar Kategorinya
Semangat ini sangat terlihat pada keaktifan mereka bertanya dibandingkan dengan perkuliahan daring sebelumnya.
“Menyenangkan, kerinduan perkuliahan tatap muka terobati. Kami juga menjadi lebih paham akan materi yang dijelaskan dosen. Harapannya pandemi segera selesai dan perkuliahan tata muka segera bisa dilaksanakan” ungkap salah satu mahasiswa FPK.***