Kondisi ini paling sering terjadi pada pria berusia di atas 70 tahun, tetapi semakin banyak pria muda yang melaporkan masalah ini.
Para peneliti meyakini temuan ini dapat membantu pria yang lebih muda menentukan perubahan gaya hidup mana yang dapat membantu mereka menghindari DE.
Baca Juga: Waspadai Fluktuasi Penegakkan Prokes, Kesadaran Masyarakat Tentukan Tingkatan Penularan
Pada tahun 2019, pakar nutrisi di US News and World Report menyebut diet Mediterania sebagai pola makan terbaik karena sifatnya yang tidak membatasi dan manfaat kesehatannya.
Diet ini memungkinkan orang untuk makan berbagai macam makanan dalam jumlah sedang. Sementara makanan seperti biji-bijian, buah segar, salad, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan salmon adalah makanan pokok dan meningkatkan penurunan berat badan, kesehatan jantung, dan pencegahan diabetes.
Satu studi di bulan Februari lalu menemukan diet Mediterania dapat memperlambat tanda-tanda penuaan dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi otak.
Baca Juga: Meski Digelar Daring, Batang Ekraf Festival Sukses Raih Tiga Rubu Penonton
Selain itu, Mayo Clinic mencatat, karena diet ini berfokus pada lemak yang menyehatkan jantung, maka bisa juga menurunkan kolesterol jahat, penyebab utama penyakit jantung.***