Tren Kelahiran Bayi Kembar Meningkat, Salah Satunya Karena Menunda Kehamilan

12 Maret 2021, 17:50 WIB
Ilustrasi bayi kembar. /Pixabay/3194556

SINARJATENG.COM – Para peneliti dari Universitas Oxford, Inggris menemukan bahwa angka kelahiran bayi kembar di dunia saat ini semakin meningkat.

Mereka mengamati catatan kelahiran terhadap lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Kelahiran bayi kembar mengalami kenaikan tren secara berkelanjutan sejak dekade 1980-an hingga sekarang.

Dari pengamatan tersebut, didapatkan rata-rata perbandingan 1 banding 42. Dari 42 orang yang melahirkan, satu diantaranya melahirkan bayi kembar.

Baca Juga: Lirik Lagu Lagu ‘On The Ground’ Rose BLACKPINK dan Artinya

Ini artinya, terdapat sekitar 1,6 juta bayi kembar yang lahir setiap tahun di dunia.

"Tren ini sungguh mencengangkan," kata Christiaan Monden, profesor sosiologi dan demografi dari Universitas Oxford, dikutip oleh sinarjateng.com dari The Guardian.

Selama lebih dari 40 hingga 50 tahun terakhir, terdapat peningkatan besar dalam jumlah kelahiran bayi kembar di negara kaya dan berkembang.

Baca Juga: Link Live Streaming Levante vs Valencia: Prediksi Line Up Kedua Tim

Penyebab meningkatnya angka kelahiran bayi kembar di dunia saat ini adalah karena dampak dari perawatan kesuburan seperti stimulasi ovarium atau memiliki lebih dari satu embrio fertilisasi in vitro (IVF) yang dipindahkan ke dalam rahim pada saat bersamaan, sebuah praktik yang sekarang tidak dianjurkan di banyak negara dalam hal kesehatan.

Selain itu, keputusan pasangan untuk menunda memiliki anak juga berkontribusi terhadap tren ini.

Berdasarkan studi yang telah dilakukan, kesempatan melahirkan bayi kembar akan semakin tinggi pada pasangan yang berusia 35 hingga 39 tahun.

Baca Juga: Link Live Streaming Atalanta vs Spezia: Prediksi Line Up Kedua Tim

Peningkatan kelahiran bayi kembar yang paling banyak terjadi berada di benua Amerika Utara dengan catatan 71 persen, diikuti Eropa dengan 60 persen, dan Asia 32 persen.

"Kenaikan angka kelahiran bayi kembar ini terjadi di mana-mana kecuali Amerika Selatan," ungkap Christiaan Monden.

"Di Amerika Utara dan Afrika, angkanya melonjak hingga lebih dari 80 persen. Khusus di Afrika, lonjakan ini juga ditandai dengan pertumbuhan populasi," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini 12 Maret 2021: Reyna Ternyata Anak Hasil Perselingkuhan Andin, Nino Kecewa?

Afrika memiliki tingkat kelahiran kembar yang tinggi secara alami dari dua telur terpisah, dan menurut penelitian 80% bayi kembar sekarang lahir di Afrika atau Asia.

Di Inggris, tingkat kelahiran kembar naik sekitar 62% namun diperkirakan telah turun sejak Otoritas Fertilisasi dan Embriologi Manusia (HFEA) meluncurkan kampanye untuk mengurangi kelahiran kembar pada tahun 2007.

Dalam studi Oxford, ditemukan penurunan lebih dari 10%. hanya di tujuh negara selama tanggal yang disurvei.

Baca Juga: Indonesia Jalin Kerjasama dengan Jerman untuk Pengelolaan Limbah dan Energi Terbarukan

Meskipun terdapat kenaikan tren, namun Raj Mathur, Kepala Perkumpulan Fertilitas Inggris dan konsultan ginekologi di St Mary's Hospital di Manchester, tidak terkejut dengan hal ini,

“Tidaklah mengejutkan kami bahwa tingkat kelahiran kembar telah meningkat karena ketersediaan alat reproduksi yang dibantu telah meningkat dan juga karena wanita sedikit lebih tua. Ketika mereka memiliki anak pertama mereka, dan kedua hal itu akan meningkatkan tingkat kembar,” ungkapnya.

Ia juga menghimbau untuk mewaspadai tren kelahiran kembar ini.

Baca Juga: Jadwal Acara Net TV Hari Ini, 12 Maret 2021, Jangan Lewatkan Drakor Reply 1988

“Mayoritas bayi kembar baik-baik saja, tetapi tidak diragukan lagi bahwa kehamilan kembar membawa risiko yang lebih besar bagi ibu dan bayinya, jadi jika kita bisa menghindarinya kita harus menghindarinya. Prinsip yang kita ikuti dengan rapi diringkas dengan frase 'satu per satu', ” kata Mathur.***

Editor: Intan Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler