Piala Dunia 1979, Saksi Maradona Cetak Brace ke Gawang Timnas Indonesia

26 November 2020, 17:17 WIB
Diego Armando Maradona /Twitter Didier Drogba

SINARJATENG.COM - Masyarakat Indonesia pada era 1980-an pasti tidak bisa melupakan kisah ini, di mana pesepak bola dunia sekelas Diego Armando Maradona bertanding dengan skuad Garuda muda.

Diego Maradona melawan Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 1979 yang diselenggarakan di Jepang.

Dalam kariernya sebagai pemain bola, Maradona tak tergantikan di Timnas Argentina.

Baca Juga: Maradona, Sang Pencetak Gol Tangan Tuhan

Di turnamen itu, Argentina bertarung di Grup B bersama Polandia, Yugoslavia, dan Indonesia sebagaimana dilansir dari Pikiran Rakyat berjudul Cerita Diego Maradona Cetak Brace ke Gawang Timnas Indonesia di Piala Dunia 1979

Saat itu, Indonesia bisa lolos Piala Dunia lantara negara Asia Barat menolak tampil di ajang tersebut.

Dari penyisihan grup di Piala Dunia itu, Argentina sukses sapu bersih kemenangan atas Indonesia, Polandia, dan Yugoslavia.

Baca Juga: Ivan Gunawan Ungkap Alasan Afgan Buat Rossa Menangis

Timnas Argentina saat itu melumat Indonesia 5-0, menang tipis 1-0 atas Yugoslavia, dan menyudahi perlawaan Polandia dengan skor 4-1.

Sukses Timnas Argentinan mencatat 10 gol, yang dua diantaranya adalah brace (dua gol) ke gawang Indonesia dan satu gol lagi ke gawang Polandia.

"Tangan Tuhan" pergi selamanya

Baca Juga: Permintaan Maaf dan Pengajuan Pengunduran Diri Edhy Prabowo, Usai di Tangkap KPK

Si "Tangan Tuhan" Diego Maradona itu telah bertemu Tuhannya.

Dunia dikagetkan dengan meninggalnya legenda sepak bola Diego Armando Maradona pada Rabu, 25 November 2020 malam.

Mantan pemain sekaligus pelatih Timnas Argentina itu dikabarkan meninggal akibat serangan jantung.

Baca Juga: Diego Maradona Meninggal Dunia Setelah Dua Pekan Pulang dari Rumah Sakit

Kepiawaiannya di lapangan hijau mengantarkan namanya begitu dikenang, terlebih setelah gol "Tangan Tuhan" yang sempat ia ciptakan sewaktu melawan Timnas Inggris.

Diego Maradona meninggalnya dunia pada usia 60 tahun. Sebelumnya ia sempat dilarikan ke rumah sakit dan berada dalam kondisi kritis.

Kabar tersebut jadi pukulan berat para penggemar sepak bola, terutama yang berasal dari negranya Argentina.

Baca Juga: Berhasil Dipulangkan KJRI Jeddah, Anak 7 Tahun yang Terlantar Sejak Lahir Kembali ke Indonesia

Kota kecil

Lahir di kota kecil sebelah Selatan Buenos Aires, Lanus, pada 30 Oktober 1960, Diego Maradona sudah memiliki bakat emas soal mengolah si kulit bundar.

Talenta luar biasa mengantarkannya pada bergabung dengan tim Argentinos Juniors U-20 saat usianya menginjak 16 tahun.

Baca Juga: Jadi Alternatif Pilihan, Penjualan Mobil Bekas Taksi Tembus 500 Unit/Bulan

Dari sana, Diego Maradona lantas mencuri perhatian Boca Juniors yang langsung merekrutnya pada 1981.

Bersama Boca Juniors, nama Diego Maradona maki dikenal luas. Klub Catalan, Barcelona pun langsung memboyongnya ke Spanyol.

Dalam dua musim kebersamaannya di Barcelona, akhirnya Maradona menemukan sinarnya paling terang saat pindah ke Napoli pada 1984 hingga 1991.

Baca Juga: Polisi Selidiki Calon Pasangan Pilkada Sumatera Barat yang Bermasalah

Skill dribelnya yang jauh di atas rata-rata, membawa Maradona mencuri perhatian publik.

Apalagi saat dirinya membela Argentina di perhelatan Piala Dunia 1986.

Di sana, Maradona yang membela Timnas Argentina saat menghadapi Inggris.

Baca Juga: BSU Termin ll Sudah Disalurkan Untuk 11,05 Juta Pekerja, Cek Rekening Anda

Namanya semakin "meledak" setelah mencetak satu gol kontroversial yang dikenal dengan gol "Tangan Tuhan".

Secara cepat tangan Maradona menggerakan tangannya untuk mengubah arah bola saat terjadi duel udara.

Bola yang langsung bersarang di gawang Timnas Inggris itu disahkan wasit yang tidak melihat sebuah pelanggaran.

Baca Juga: 5 Buku Hits Cocok Temani Waktu Luang di Masa Pandemi

Praktis pemain Inggris saat itu langsung melayangkan protes keras. Namun sayang, selebrasi Maradona dengan gol "Tangan Tuhan" tak bisa lagi dibendung.

Banyak penghargaan

Bersama klubnya Barcelona, Napoli, Boca Juniors, dan timnas Argentina, Maradona sukses menyabet 10 trofi membanggakan.

Baca Juga: Dua Kakek-kakek ini Tega Perkosa Siswi SMP di Tasikmalaya

Dia pun mencatat prestasi pribadi dengan menyabet gelar pesepakbola terbaik tahun 1979-1981 dan 1986.

Maradona lalu memutuskan pensiun sebagai pemain di usianya yang ke-37 tahun.

Si "Tangan Tuhan" pun melanjutkan perjalanannya sebagai pelatih dengan menangani tujuh tim termasuk timnas Argentina pada 2008-2010.

Baca Juga: KPK Tangkap Edhy Prabowo, Publik Tagih Janji Prabowo Subianto Jebloskan Kadernya yang Korupsi

Namun sayangnya, sebagai pelatih Maradona tidak terlalu sukses. Tim terakhir yang ia poles sebelum meninggal adalah Gimnasia La Plata yang ditangani sejak September 2019.

Sang legenda itu kini telah pergi untuk selama-lamanya. Namun kenangan dirinya mengolah si kulit bundar tak ada yang bisa melupakannya.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler