9 Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadhan di Indonesia, Salah Satunya Dugderan Semarang

- 29 Maret 2022, 17:11 WIB
Tradisisi arak-arakan Dugderan sambut Ramadhan khas Semarang sebelum masa pandemi Covid-19
Tradisisi arak-arakan Dugderan sambut Ramadhan khas Semarang sebelum masa pandemi Covid-19 /Suaramerdeka.com

SINARJATENG.COM - Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang paling di tunggu-tunggu bagi umat muslim yang ada di seluruh Dunia.

Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas masyarakat beragama Islam. Meski harus menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, tetapi saat Ramadhan ada begitu banyak pahala yang di nantikan.

Banyak orang muslim di Indonesia, dan keragaman budaya yang berbeda-beda membuat antusias umat muslim di Indonesia patut diberikan apresiasi.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Pekalongan dan Sekitarnya, Selasa 29 Maret 2022

Dikutip dari akun YouTube @BeeCara, Berikut ini 9 tradisi unik yang ada di Indonesia menyambut bulan suci Ramadhan.

1. Meugang Aceh

Meugang adalah tradisi memasak daging dan dinikmati bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu oleh masyarakat aceh. Menyembelih kurban kambing atau sapi di tradisi Meugang dilaksanakan 3 kali dalam setahun yakni; Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri.

Tradisi di desa dilakukan satu hari sebelum Ramadhan atau hari Raya. Sedangkan di kota selama 2 hari sebelum bulan Ramadhan atau hari Raya. Biasanya masyarakat memasak daging di rumah lalu dibawa ke masjid atau dimakan bersama tetangga dan warga lain.


Setiap perayaan Meugang, seluruh keluarga atau rumah tangga memasak daging dan disantap oleh seisi rumah. pantang jika keluarga tidak memasak daging pada hari Meugang.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Blora dan Sekitarnya, Selasa 29 Maret 2022

Apalagi Tradisi Meugang memiliki Nilai yang religius karena dilakukan di hari suci bagi umat muslim. Masyarakat aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib di syukuri dalam bentuk tradisi Meugang.

2. Dugderan Semarang

Dugderan merupakan tradisi masyarakat Semarang sejak 1981 untuk menentukan awal puasa di bulan Ramadhan karena adanya penentuan Ramadhan di masa itu. Kali ini tradisi Dugderan sudah semacam pesta rakyat.

Meskipun sudah jadi semacam pasar rakyat, berupa tari japing, arak-arakan, hingga tabuh bedug oleh wali kota Semarang. Tetapi proses pengumuman awal puasa tetap menjadi puncak Dugderan.

Sebelum acara tabuh bedug biasanya ada karnaval yang di awali pemberngkatan peserta dari Balai Kota dan berakhir di Masjid Kauman atau Masjid Agung dekat pasar Johar.

Baca Juga: Habis Putus? Berikut 7 Cara Elegan Bikin Mantan Menyesal

Selain bunyi bedug dan meriam itu, di dalam pesta rakyat Dugderan ada juga maskot Dugderan yang dikenal dengan istilah warak ngendog. Warak ngendok adalah mainan yang berjenis binatang rekaan yang berbentuk tubuh kambing dan berkepala naga. Dengan kulit bersisik terbuat dari kertas warna-warni dan kayu serta telur rebus sebagai lambang bahwa binatang tersebut sedang ngendok atau bertelur dalam bahasa Indonesia.


3. Nyorong Betawi

Tradisi Nyorong merupakan salah satu tradisi masyarakat betawi menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini berupa memberikan makanan atau bahan makanan dari mereka yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.

Umumnya masyarakat Betawi meletakan makanan atau menaruh bahan makananannya kedalam rantang kemudian di antarkan kepada kerabat sebagai ajang silaturrahmi. Salah satu menu yang dimasukkan ke dalam rantang adalah gabus pucong.

Baca Juga: Sinopsis Film Ikatan Cinta, Selasa 29 Maret 2022: Merasa Cemas, Nino Ditimpa Malapetaka Dari Ricky


4. Balimau

Tradisi Balimau adalah tradisi mandi yang menggunakan jeruk nipis yang berkembang masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.

Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung berabad-abad. Latar belakang dari Balimau adalah membersihkan diri secara lahir batin sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pada zaman dahulu tidak banyak ada orang yang mandi secara bersih karena tidak ada sabun. Banyak wilayah kekurangan air, sibuk bekerja, dan lain sebagainya.

Saat itu, pengganti sabun di beberapa wilayah Minangkabau adalah Limau atau jeruk nipis. Karena bisa melarutkan minyak serta keringat di badan.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Tegal dan Sekitarnya, Selasa 29 Maret 2022

5. Nyadran

Tradisi Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat jawa terutama Jawa Tengah.

Nyadran berasal dari bahasa sansakerta Srada yang artinya keyakinan. Sedangkan dalam bahasa Jawa berasal dari kata Sadran yang artinya Ruah Sya’ban.

Nyadran sendiri adalah tradisi pembersihan makam yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, umumnya pedesaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain; membersihkan makam leluhur, menabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri keselamatan di makam leluhur.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Kendal dan Sekitarnya, Selasa 29 Maret 2022

6. Malamang Sumatra Barat

Malamang Sumatra Barat merupakan suatu tradisi masyarakat Minang dalam menyambut hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Maulid Nabi untuk di suguhkan kepada tamu yang berkunjung ke rumah.

Lemang merupakan olahan beras ketan putih yang dipadukan dengan santan lalu dimasak dengan menggunakan bambu sampai matang. Untuk membuat lemang membutuhkan waktu yang cukup lama. Kurang lebih 4-5 jam di bakar dengan menggunakan api sampai matang.

Selain dari beras ketan putih, lemang juga bisa dibuat dari labu yang di kukus lalu diberi santan dan dimasak dengan menggunakan bambu.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Klaten dan Sekitarnya, Selasa 29 Maret 2022

7. Kirap Dandangan

Tradisi kirap Dandangan merupakan tradisi yang berasal dari daerah Kudus. Kirap Dandangan diyakini tradisi peninggalan Sunan Kudus sejak 450 tahun lalu. Yang dilakukan untuk menyambut datangnya awal Bulan Ramadhan.

Dulunya pengumuman awal bulan puasa dilakukan oleh Ja’far Shodiq di pengeras suara di Muara Kudus sembari diiringi oleh tabuhan bedug Masjid yang berbunyi dang, dang,dang. Hal itulah yang akhirnya disebut dengan Dandangan.

8. Mungguhan Jawa Barat

Masyarakat Sunda di Jawa Barat umumnya menyambut kedatangan Bulan puasa dengan Tradisi Mungguhan. Acara mungguhan terdiri dari kegiatan kumpul keluarga besar, sahabat, dan teman-teman untuk saling bermaafan sambil menikmati makanan khas.

Baca Juga: Lima Tradisi Masyarakat Jawa Tengah Dalam Menyambut Bulan Ramadhan8

Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mempersiapkan diri menuju puasa sebulan penuh. Mungguhan dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Sunda dengan caranya masing-masing.

Salah satu bentuk acara makan bersama yang dilakukan orang Sunda disebut Botram yang dilakukan dengan bertamasya baik di pegunungan, sawah, atau tempat wisata lainnya.

9. Pacu Jalur

Tradisi Pacu Jalur adalah tradisi yang yang berasal dari kabupaten Kuang dan Singenge dari provinsi Riau. Jalur adalah perahu besar yang dapat memuat 40-50 orang anak Pacu. Sedangkan Pacu bearti lomba adu cepat.

Anak Pacu adalah sebutan untuk orang yang mengendarai perahu tradisonal tersebut. Jalur yang dibuat dari sebatang pohon Boneo atau Kuyian dengan panjang 30 m. Tradisi ini mirip dengan lomba dayung.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kabupaten Temanggung dan Sekitarnya, Selasa 29 Maret 2022

Tradisi Pacu Jalur tersebut biasanya dilakukan di sungai Batang Koangtan dengan panjang lintasan kurang lebih 1 km yang di tandai dengan 6 tiang pancang dan dilaksanakan sejak abad ke-17. Banyak ritual yang harus dilalui terlebih dahulu untuk membuat jalur yang akan digunakan.

Itulah beberapa tradisi unik yang ada di Indonesia untuk menyambut Bulan Ramadhan.***

Editor: Muhammad Ahlan Kalasuba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah