Menko Airlangga Sebut Program Ekonomi Hijau Inklusif Dilakukan Sejalan dengan Pemulihan Ekonomi Nasional

- 15 Maret 2022, 15:15 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kapolda NTT Irjen Pol Setyo Budiyanto, memberikan keterangan pers usai menyerahkan dana BT-PKLWN di Labuan Bajo.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kapolda NTT Irjen Pol Setyo Budiyanto, memberikan keterangan pers usai menyerahkan dana BT-PKLWN di Labuan Bajo. /HO-Humas Polres Mabar

 

SINARJATENG.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pembangunan rendah karbon menjadi salah satu strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan.

Hal ini juga menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045 dan mencapai nol emisi pada 2060.

Menko Perekonomian mengatakan, komitmen pemerintah untuk membangun fondasi ekonomi hijau didukung dengan alokasi angaran melalui skema APBN dan non-APBN dalam pembiayaan program ekonomi hijau.

Baca Juga: Literasi Digital Dinilai Penting untuk Cegah Anak Salah Gunakan Media dalam Mengakses Konten Dewasa

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini mengaku, program ekonomi hijau inklusif dilakukan sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.

Menurut Airlangga, ekonomi hijau dalam dokumen perencanaannya telah masuk dalam RPJMN 2020-2024 dengan tiga prioritas.

"Yaitu peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon,” tutur Airlangga saat acara Global Network Week di Universitas Indonesia, dalam keterangan, Selasa 15 Maret 2022.

Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menegaskan, anggaran perubahan iklim rata-rata mencapai 4,1 persen dari APBN. Dimana 88,1 persen diantaranya dibelanjakan dalam bentuk infrastruktur hijau sebagai modal utama transformasi ekonomi hijau di Indonesia.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x