Viral Video Sadis Seorang Pria Positif Covid-19 Disiksa, Dipukul dan Diseret Warga Sebelumnya Coba Peluk Warga

- 25 Juli 2021, 15:08 WIB
Salamat Sianipar, korban kekerasan warga yang melarikan diri ditemukan di Sawah Daerah Lewat Sipitupitu, Sumatra Utara.
Salamat Sianipar, korban kekerasan warga yang melarikan diri ditemukan di Sawah Daerah Lewat Sipitupitu, Sumatra Utara. /Instagram/@jhosua_lubis

SINARJATENG.COM - Beredar video viral yang berdurasi 38 detik menggegerkan media sosial yang menunjukkan seorang pria yang diperlakukan secara tidak manusiawi dengan cara disiksa, dipukuli dan diseret oleh warga sekitar.

Video tersebut berasal dari seorang pria bernama Jhosua Lubis yang merupakan keponakan dari korban yang membagikan di akun instagram pribadinya @jhosua_lubis.

Diketahui korban bernama Salamat Sianipar yang berasal dari Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Tobasa, Sumatra Utara.

Berdasarkan kronologi penjelasan dari Jhosua, kejadian ini berlangsung pada 22 Juli 2021. "Awalnya Tulang saya terkena Covid-19, Dokter menyuruh isolasi mandiri. Tetapi masyarakat tidak terima, akhirnya dijauhi dari kampung Bulu Silape. Dia kembali lagi ke rumahnya tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat & memukuli dia. Seperti hewan & tidak ada rasa manusiawi," tulis Jhosua dalam akun Instagramnya.

Namun adanya kejadian kekerasan tersebut dibantah oleh beberapa pihak. Berdasarkan informasi dari akun Instagram @irenedeboraa Salamat menjadi stres dan depresi setelah dinyatakan positif Covid-19, kemudian dirinya pergi ke warung-warung yang ada di daerahnya dan mencoba memeluk orang lain.

Dibujuk ke rumahnya untuk diisolasi tidak mau. Kerena sangat meresahkan warga pun berinisiatif untuk menangkapnya dengan menggunakan peralatan seadanya seperti menggunakan kayu agar tidak terjadi kontak fisik dengannya.

Kini kasus tersebut telah ditangani oleh pihak berwajib setempat seperti yang terlihat dalam ungguhan akun Instagram @torang.14 atau Torang Hamonangan Sitorus yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Toba, pihak kepolisian yang diketahui bernama Hadi, menyatakan bahwa tidak ada niatan untuk melakukan tindakan kekerasan.

"tidak ada niatan dari perangkat desa atau warga untuk melakukan kekerasan atau penganiayaan. Dengan segala keterbatasan alat yang ada mereka berusaha mengamankan pasien yang sudah dikatakan positif terpapar Covid-19," ujar Hadi, aparat polisi setempat.

Torang Hamonangan Sitorus berpendapat bahwa dirinya tidak membenarkan atas apa yang dilakukan warga setempat dan juga tidak membenarkan apa yang dilakukan Salamat Sianipar.

Halaman:

Editor: Miftah Rizzi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x