Grafik Kasus Aktif yang Meningkat Tidak Bisa Ditolerir

- 24 Desember 2020, 20:42 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito. /covid19.go.id

SINARJATENG.COM - Saat ini, yang perlu menjadi perhatian, menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito ialah peningkatan kasus aktif.

Hal itu dikarenakan penambahan jumlahnya saat ini sudah menembus lebih dari 100 ribu .

"Hal ini menunjukkan bahwa tren peningkatan kasus aktif cepat terjadi. Ini adalah hal yang tidak dapat ditoleransi," kata Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta.

Baca Juga: Tim Khusus Bentukan Satgas Penanganan Covid-19 akan Monitoring Keselamatan Dokter

Perkembangan terkini penanganan Covid-19 per 22 Desember 2020, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 6.374 kasus, dimana jumlah kasus aktif sebanyak 105.146 atau 15,5 % dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,55%.

Jumlah kasus sembuh sebanyak 555.722 atau 81,5% dibandingkan rata-rata dunia 70,24%.

Untuk jumlah pasien meninggal 20.257 kasus atau 32,9% dibandingkan rata-rata dunia 2,19%.

Baca Juga: Kanwil Kemenag Aceh Sebut Hanya 38 Travel Umrah yang Miliki Izin

Dari grafik data, kenaikan kasus aktif di Indonesia menunjukkan tren yang memburuk.

Dan sudah menembus lebih dari 100 ribu dalam waktu satu bulan, yaitu dari bulan November ke Desember 2020.

Jika Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kenaikan kasus aktif dari kisaran 10 ribu hingga ke 30 ribu membutuhkan waktu 3 bulan (Mei - Juli).

Baca Juga: Jadwal Semifinal Piala Liga Inggris, Pertemuan Derby Manchester

Selanjutnya, hanya dibutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai 60 ribu dari yang sebelumnya 30 ribu.

Yang sangat disayangkan lagi, lanjut Wiku Adisasmito, terdapat penurunan kedisiplinan protokol kesehatan mendampingi grafik kenaikan kasus aktif ini.

"Grafik kasus ini bukan hanya sekedar angka, namun merefleksikan jumlah nyawa manusia. Naik atau turunnya grafik ini ada di tangan kita semua. Setiap kenaikan grafik ini berpotensi menimbulkan kematian," kata Wiku Adisasmito.

Baca Juga: Simak Tips Berkendara Saat Hujan Deras, Waspadai Bahaya Understeer dan Aquaplanning

Disamping itu, pada perkembangan tren kasus positif mingguan, terdapat peningkatan kasus sebesar 12,1% dibandingkan minggu sebelumnya.

Pekan ini, kasus positif didominasi 5 provinsi penyumbang tertinggi kenaikan kasus. Diantaranya pertama, DKI Jakarta (8.538 -> 10.611), Sulawesi Selatan naik 933 (1.631 -> 2.564), Jawa Barat naik 801 (6.937 -> 7.738), Jawa Timur naik 442 (4.910 -> 5.352) dan Kalimantan Timur naik 390 (1.337 -> 1.727).

"Mayoritas kelima provinsi ini, provinsi yang sama dengan provinsi penyumbang kasus tertinggi pekan lalu," tegas Wiku Adisasmito.

Baca Juga: Klasemen Liga Italia: AC Milan Kembali Duduki Puncak Klasemen

Lalu, pada perkembangan kasus kematian mingguan, terdapat tren peningkatan sebesar 3,0%. Ada 5 provinsi kenaikan kematian tertinggi dimulai dari Jawa Tengah naik 35 (173 -> 208), Jawa Timur naik 35 (296 -> 331), DKI Jakarta naik 21 (118 -> 139), Sumatera Barat naik 17 (13 -> 30) dan Lampung naik 10 (25 -> 35).

Sementara daerah dengan persentase kematian tertinggi berada di Jawa Timur 6,92%, Sumatera Selatan 5,29%, Nusa Tenggara Barat 5,14%, Lampung 4,50% dan Aceh 4,14%.

Masih tingginya kematian pasien, disebabkan penanganan fasilitas kesehatan yang belum memenuhi standar. Akibatnya pasien tidak bisa ditangani dengan cepat dan efektif.

Baca Juga: Anggota DPR Beri Pesan untuk Menteri Tri Rismaharini yang Dikenal 'Galak'

Provinsi-provinsi dengan kematian tertinggi segera evaluasi penangan pasien di fasilitas pelayanan kesehatannya.

"Lakukan penanganan yang maksimal, untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Ingat, satu nyawa yang hilang sangatlah berharga," Wiku menekankan.

Dibandingkan kasus positif dan kematian, perkembangan tren kesembuhan pekan ini terlihat baik.

Baca Juga: Kata Pakar Soal Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Hasbullah Thabrany: Tidak Perlu Dokter

Pada tren kesembuhan kumulatif saat ini berangsur meningkat, yaitu sebesar 16,8%. Apresiasi diberikan pada 5 provinsi penyumbang kesembuhan tertinggi. Yaitu DKI Jakarta naik 522 (7.405 -> 9.345), Jawa Tengah naik 482 (2.354 -> 3.750), Jawa Barat naik 304 (5.470 -> 6.664), Jawa Timur naik 298 (3.680 - > 4.322) dan Jambi naik 184 (94 -> 308).

Untuk persentase kesembuhan tertinggi berada di Gorontalo 94,57%, Papua Barat 90,83%, Kalimantan Selatan 90,36%, DKI Jakarta 90,06%, dan Riau 89,3%.

"Walaupun demikian, jangan sampai lengah. Tetap optimalkan upaya pengendalian Covid-19 melalui testing dan tracing sehingga mereka yang positif dan kontak terdekatnya, dapat di deteksi lebih dini dan melalui treatment yang baik dapat meningkatkan peluang kesembuhan," lanjut Wiku Adisasmito.***

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x