Peneliti Nilai Pilkada 2020 Masih Minim Keterlibatan Pemuda dalam Mengawal Program Calon

5 Desember 2020, 00:34 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020 /KPU RI//

SINARJATENG.COM - Ruang ekspresi dari kaum muda belum terlalu terlihat di Pilkada 2020, Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyebutkan, pemuda belum terlibat aktif mengisi wacana yang berkembang saat pilkada. 

Padahal hal ini semestinya menjadi kesempatan paling bagus untuk menunjukan intervensi dari idealisme kaum muda terhadap lahirnya pemimpin-pemimpin di daerah melalui Pilkada 2020.

Apalagi pilihan anak muda nantinya juga akan menentukan nasib lima tahun ke depan. Hal tersebut juga dikatakan oleh Koordinator Koalisi Golongan Hutan, Edo Rakhman.

Baca Juga: Federal Oil Bantu UKM untuk Gerakan Roda Perekonomian di Tengah Pandemi Covid-19

“Kalau kita tidak bisa memaksimalkan momentum tersebut kehidupan anak-anak muda hari ini yang menjadi pemilih potensial akan sangat berpengaruh kehidupanya 5 tahun ke depan," kata Edo.Hal ini diungkapkan saat melakukan webinar bertema ‘Memilih masa Depan, Aspirakan Harapan’. 

Oleh karena itu, dalam satu pekan kurang yang tersisa, Edo mengajak anak muda berpikir dan memfinalkan pilihan saat 9 Desember 2020 nanti. 

Peneliti Sosial dan Lingkungan Epistema Institute, Siti Chaakimah, mengatakan, masyarakat harus mewaspadai kemungkinan calon kepala daerah yang telah membuat kontrak politik dengan pengusaha. 

Baca Juga: Kembali Jadi Tranding Topik Twitter, Manager MU dapat Tekanan Mundur dari Supporter

Terkadang, kontrak politik itulah yang menjadi dasar kebijakan yang tidak berpihak terhadap isu lingkungan. 

“Seringkali Kegagalan pembangunan daerah dan kerusakan lingkungan di daerah dikarenakan kontrak politik antara calon kepala daerah dan pengusaha pendukung calon. Jadi sehabis pilkada selesai banyak sekali Surat-surat izin yang diterbitkan sebagai tebusan balas budi,” katanya, dalam webinar yang sama.

Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Wilayah Kalbar 2020-2022, Muhammad Al-Iqbal, mengamini pernyataan dari Siti. 

Baca Juga: PMI Kabupaten Karanganyar Gelar Temu Donor Darah Sukarela dan Penggerak Donor Darah

“Politik sejatinya suatu hal yang baik, justru para oknum politikus tersebutlah yang memberikan stigma kepada masyarakat bahwasanya politik itu suatu hal yang kotor," kata Iqbal.

Ia lantas menyarankan agar pemuda menilik visi misi kepala daerah dalam Pilkada 2020, dan terus mengawal pilkada serentak, 9 Desember 2020 mendatang. 

Webinar tersebut terselenggara pada 3 Desember 2020, mulai dari jam 19:00-21:20, diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari berbagai lintas Provinsi dan Profesi. 

Baca Juga: Jadi Momen Pertama Stephanie Pimpin Pertandingan di Laga Juventus vs Dynamo Kiev, Tuan Rumah Menang!

Dihadiri oleh pembicara yang pakar di bidangnya, Yaitu : Lucius Karus ( Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Siti Chaakimah (Peneliti Sosial dan Lingkungan Epistema Institute), Edo Rakhman ( Koordinator Koalisi Golongan Hutan) Muhammad Al-Iqbal (Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Wilayah Kalbar 2020-2022).

“Masa Depan Milik kita, Kita harus bersatu untuk perbaikan kehidupan di masa mendatang” ucap Isna Iskandar, Koordinator Program Pendidikan Warga Muda. 

Dalam webinarnya, Isna mengajak seluruh pemuda Indonesia untuk menggunakan momentum Pilkada 2020 ini sebagai sarana membangun daerah lebih maju dan tetap memperhatikan lingkungan.

Baca Juga: Tim Khusus BNNP Jabar Berhasil Tangkap Pengedar Narkoba antar Provinsi

“Anak Muda jangan sampai hanya menjadi kantong suara tetapi harus terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawalan pembangunan didaerah kita masing-masing," ujarnya.

Dilansir dari Pikiran Rakyat dengan judul Pilkada 2020, Peneliti Menilai Minim Keterlibatan Pemuda dalam Mengawal Program Calon, Selain itu, anak muda wajib desakan kepada kepala daerah untuk mengusung pembangunan berkelanjutan.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler