Implementasi RCEP Dorong Perekonomian Indonesia Lebih Terintegrasi

27 November 2020, 21:58 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia terbaik kedua saat ini setelah Tiongkok. /Sekretariat Kabinet/Setkab.go.id

 

SINARJATENG.COM - Disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai ditandatanganinya perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang melibatkan 15 negara, RCEP akan mendorong Indonesia lebih terintegrasi dengan rantai nilai global.

Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang yang ditawarkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), di mana akses pasar bagi produk ekspor Indonesia bakal kian terbuka.

"Indonesia harus memanfaatkan peluang yang ditawarkan RCEP dengan akses pasar bagi produk ekspor Indonesia akan semakin terbuka, industri nasional akan semakin terintegrasi dengan jaringan produksi regional dan semakin terlibat dalam mata rantai regional dan global," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis 26 November 2020.

Baca Juga: Real Madrid Miliki Kesempatan Lolos 16 besar Liga Champions, Setelah Berhasil Kalahkan Inter milan

Menurut dia, pemanfaatan RCEP di Indonesia akan didukung pembenahan iklim usaha dan investasi melalui UU Cipta Kerja yang dapat mengatasi permasalahan perizinan yang rumit dengan banyaknya regulasi pusat-daerah tumpang tindih.

Dia mengatakan pembenahan iklim usaha dan investasi tersebut diperlukan dalam meningkatkan daya saing Indonesia perbaikan peringkat kemudahan berbisnis dan indeks daya saing global.

Setelah perjanjian RCEP diteken pada 15 November 2020, maka RCEP dapat mulai diimplementasikan setelah minimal enam negara anggota ASEAN dan tiga negara mitra dagang ASEAN menyelesaikan proses ratifikasi.

Baca Juga: Ikut Kegiatan Kemanusiaan, Mitsubishi Outlander PHEV Bantu PMI Siaga di Area Erupsi Gunung Merapi

Airlangga menambahkan gagasan awal pembentukan RCEP diinisiasi oleh Indonesia ketika menjadi Ketua ASEAN 2011.

RCEP terdiri dari 10 negara ASEAN dan lima negara mitra yakni China, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

Kemenko Perekonomian menyebutkan kemitraan regional RCEP merupakan kesepakatan dagang terbesar di dunia yang meliputi 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 27 persen dari perdagangan dunia, 29 persen dari investasi asing langsung, dan 29 persen dari populasi dunia.

Baca Juga: Simak Cara Mudah Bikin Kendaraan Lebih Bertenaga dan Emisi Berkurang

Dilansir dari Pikiran Rakyat yang berjudul Menko Airlangga: Manfaatkan Peluang RCEP, Dorong Indonesia Lebih Terintegrasi dengan Nilai Global, Meskipun India pada akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung, Airlangga mengatakan RCEP tetap menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia di luar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menko Perekonomian menambahkan negara anggota RCEP memiliki arti yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Dengan semakin terintegrasinya perekonomian Indonesia dengan 10 negara ASEAN dan lima negara mitra itu, negara anggota RCEP tersebut telah menjadi pasar tujuan ekspor sebesar 57 persen dan sumber impor sebesar 67 persen utama bagi Indonesia pada tahun 2019.

Baca Juga: MotoGP Rilis Nama Team di Moto2 2021, Kemanakah Mandalika Racing Team?

Negara anggota RCEP juga merupakan sumber utama aliran investasi asing (FDI) ke Indonesia yang pada 2019, 66 persen FDI ke Indonesia berasal dari Singapura, China, Jepang, Malaysia dan Korea Selatan yang merupakan investor utama di Indonesia.***

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler