Daniel Sedik Terbang dari Papua untuk Ikuti Kompetisi Hetero for StartUp di Solo

- 19 Desember 2021, 08:58 WIB
Daniel Sedik Terbang dari Papua untuk Ikuti Kompetisi Hetero for StartUp di Solo
Daniel Sedik Terbang dari Papua untuk Ikuti Kompetisi Hetero for StartUp di Solo /Humas Prov Jateng

 

 

SINARJATENG.COM - Berawal dari postingan media sosial Ganjar Pranowo tentang Hetero for Startup 2021, Daniel Sedik memutuskan untuk mengikuti kompetisi perusahaan rintisan itu. Ia bersama 39 usaha rintisan (StartUp) lain, mengikuti tahapan booth camp di Hetero Space Solo, 18-20 Desember 2021.

Mengikuti Hetero for Startup season dua, Daniel datang dengan ide "Noken Adat". Ia menyebut, ide tersebut berawal dari keresahannya, melihat banyaknya masalah sosial yang ada di kampungnya.

"Noken adalah bahasa Papua untuk tas. Jadi kami bergerak pada pendampingan terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat adat," sebutnya, ditemui di Gedung HeteroSpace Solo, Jl Urip Sumoharjo 92, Kelurahan Purwodinatan, Minggu 19 Desember 2021.

Baca Juga: Kolaborasi Pemprov Jateng dengan Forum BUMN dan BUMD Sulap bangunan Eks Kantor DPU Solo Jadi HeteroSpace

Dengan ide tersebut, ia berarap bisa mendampingi dan ikut menyelesaikan permasalahan yang timbul. Di antaranya, masalah tanah adat, sengketa dengan perusahaan hingga pendampingan UMKM.

Pada 2022, ia juga akan mengembangkan website yang bisa menampung keluhan warga. Situs itu, nantinya akan ditautkan pada pihak berwenang, agar bisa mendapat solusi.

Di sisi lain, keikutsertaannya dalam ajang ini karena melihat peluang untuk pengembangan usaha anak muda. Hal itu menurut Daniel, belum ia temukan di tempat lain selain Jawa Tengah.

"Saya tahunya dari Instagramnya Pak Ganjar. Saya dari Papua ke sini, harapannya dapat ilmu baru, dapat relasi untuk pengembangan bisnis. Selanjutnya bisa sharing ilmu yang akan saya bagikan di kampung," ujar warga Sorong itu.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Solo yang Paling Enak, Kamu Wajib Coba!

Calon pengusaha rintisan lain, Aditya Sendi mengaku antusias mengembangkan bisnis kudapan singkong. Pengusaha asal Magelang ini yakin, dengan produksi singkong yang melimpah, bisa menggantikan tepung gandum.

Ia menyebut, telah mengembangkan kuliner dari singkong. Seperti brownies, kue kering, roti basah, nastar dan sebagainya. Ke depan, ia akan mengembangkan penganan berbahan singkong seperti martabak dan roti tawar.

"Kita targetnya mengganti tepung terigu ke singkong. Karena gandum kan tidak bisa ditanam di Indonesia. Jadi kan harus import," sebutnya.

Ia menyebut, dengan melimpahnya produksi singkong tidak diimbangi dengan pengetahuan pengolahan produk yang baik. Tak ayal singkong seringkali dinomor duakan.

"Harapannya Indonesia tidak bergantung impor. Kalau impor yang untung kan orang luar. Sehingga petani malas menanam singkong, karena pasar tidak ada. Bahkan di tempat mertua saya singkong jadi pakan ternak," ujarnya.

Baca Juga: PT Reska Multi Usaha Membuka Lowongan Pekerjaan Bagi Lulusan SLTA untuk Penempatan Yogyakarta dan Solo

Project Leader Hetero for Startup sesi dua Bagas Atmawan mengatakan, ada 40 peserta yang lolos dari 1.600 pendaftar.

"Nanti akan disaring lagi jadi 20 peserta. Untuk kali ini pesertanya bukan hanya dari Jawa Tengah, melainkan dari seluruh Indonesia, sesuai pesan pak gubernur. Ini pesertanya ada yang dari Aceh sampai Papua," ujarnya.

Di akhir Hetero for Start Up, peserta akan memperebutkan hadiah total Rp 100 juta untuk pengembangan usaha rintisan. Bagas menyebut, acara ini didukung oleh Sampoerna untuk Indonesia.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah