Kiai Darodji menegaskan, indikasi nasabah syariah di Jawa Tengah masih rendah, salah satunya hingga kini umat Islam di Jateng masih kesulitan mencari ATM syariah.
"Tentu saja, kelemahan ini berpengaruh terhadap marketshare, maka untuk meningkarkan marketshare, perlu kemudahan pelayanan kepada nasabah syariah. Masyarakat membutuhkan sentuhan BSI,” tegasnya.
Menurutnya, Jemput bola dan kemudahan pelayanan sebagai kata kunci agar masyarakat Jateng yang 90 persen muslim dapat mengalihkan rekeningnya dari bank konvensional ke bank syariah. BSI termasuk bank besar yang dapat dipercaya.
Baca Juga: Stadion Manahan Solo Jadi Tuan Rumah Piala Menpora 2021, Inilah Persiapan Walikota Gibran
Setidaknya MUI Jateng, Baznas Jateng maupun masjid Raya Baiturrahman Jateng menaruh uangnya di rekening bank syariah.
MUI Jateng juga kerjasama dengan dinas koperasi UMKM Jateng dalam hal sertifikasi halal juga menggunakan syariah. “Pokoknya MUI Jateng siap kerja sama menyosialisasikan bank syariah,” tegasnya.
Regional CEO Semarang Bank Syariah Indonesia Imam Hidayat Sunarto, berbagai langkah sosialisasi, literassi dan edukasi sudah dilaksanakan dan akan terus digencarkan. Sebab BSI akan dapat memenuhi harapan masyarakat.
Baca Juga: Purbalingga Akan Menjadi Kabupaten Pertama yang Mengeluarkan Kartu Prakerja Mandiri
Saat ini, sistem syariah mulai dirasakan masyarakat termasuk non muslim dalam penghimpunan dana. Lewat sistem bagi hasil. BSI harus bisa melayani seluruh segmen ekomomi mulai ritel hingga korporasi. Di sektor mikro umkm menjadi concern BSI.