Gunakan TikTok, Tentara Myanmar Ancam Pengunjuk Rasa yang Menentang Kudeta Militer

4 Maret 2021, 21:14 WIB
Kyal Sin (19) alias Angel (kiri) bersama sejumlah pengunjuk rasa lainnya tiarap berlindung dari tembakan personel militer saat unjuk rasa berlangsung di Mandalay, Myanmar, /Antara

SINARJATENG.COM – Tentara dan polisi Myanmar dilaporkan menggunakan TikTok untuk menyampaikan ancaman pembunuhan.

Ancaman pembunuhan ditujukan kepada pengunjuk rasa yang menetang kudeta miiter. Aksi tersebut membuat TikTok menghapus konten yang memicu kekerasan.

Kelompok hak digital Myanmar ICT for Develompment (MIDO) pada Kamis, 4 Maret 2021mengatakan telah menemukan lebih dari 800 video pro militer yang mengancam pengunjuk rasa.

Baca Juga: Resmikan Untirta, Jokowi Minta Kampus Bantu Entaskan Kemiskinan dengan Penelitian dan Inovasi Teknologi

Direktur Eksekutif MIDO Htaike Htaike Aung mencatat bahwa ada ratusan vdeo tentara dan polisi berseragam di TikTok.

“Ini baru puncak gunung es,” kata Htaike Htaike Aung, sebagaimana dikutip dari Antara.

Meski mendapat ancaman, pengunjuk rasa tidak takut dan akan melawan kediktatoran sampai akhir.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Sembuh dari Covid-19, Atta Halilintar: Alhamdulillah Jadi Kawin‎

Terbaru, Kyal Sin remaja Myanmar yang ditembak mati berunjuk rasa saat menentang pemerintahan militer. Kyal Sin dimakamkan pada Kamis, 4 Maret 2021.

Ratusan pelayat melewati peti matinya yang terbuka dan menyanyikan lagu-lagu protes. Banyak dari pelayat yang masih muda seperti Kyal Sin.

Para pelayat memberi hormat tiga jari untuk melawan dan meneriakkan slogan-slogan menentang kudet amiliter yang telah menjerumuskan negara ke dalam kekacauan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Menurun, Menag Yaqut: Alhamdulillah Masyarakat Mulai Disiplin Terapkan 5M

TikTok menjadi platform media sosial terbaru yang mengalami perkembangan pesat di Myanmar. Dampak negatifnya banyak konten yang berisi ancaman dan ujaran kebencian di Myanmar.

Dalam sebuah pernyataan, TikTok mengatakan memiliki pedoman komunitas yang jelas. TikTok menyatakan bahwa platform tersebut tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan atau informasi yang salah dan menyebabkan kerugian.

TikTok yang sudah berkembang pesat di Myanmar mengalami peningkatan unduhan yang kuat setelah militer melarang Facebook pada Februari.

Baca Juga: Kemenag Rencanakan Pembangunan 135 Balai Nikah dan Manasik Haji di 2021

TikTok termasuk dua puluh aplikasi yang paling banyak diunduh di Myanmar, menurut data industri.

Meski dilarang, Facebook yang tetap populer di Myanmar telah memperketat pengawasan kontennya sejak dituduh membantu mengipasi kekejaman terhadap minoritas Rohingya pada 2017.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler