Jelang Lebaran Waspada Penipuan Bermodus Saudara Mengalami Kecelakaan, Undian Berhadiah hingga Minta Bantuan

28 April 2022, 16:35 WIB
Ilustrasi modus penipuan online. /Pixabay/mohamed Hassan /

 

SINARJATENG.COM - Menjelang lebaran ataupun musim mudik lebaran waspadalah dengan berbagai macam modus penipuan.

Dari modus penipuan yang paling sering adalah penipu meyakinkan korban telah mendapatkan undian berhadiah, saudara terlibat kecelakaan hingga meminta bantuan.

Berbagai cara dilakukan pelaku kejahatan dengan memanfatkan momen atau waktu titik lemah manusia baik secara fisik maupun psikologis, yaitu ketika tengah malam, dalam kepanikan, saudara dalam perantuan bahkan situasi kegembiraan dimana seorang ingin bertemu dengan artis kebanggaan.

Baca Juga: Gratis! 22 Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 2022, Desain Menarik Cocok Dibagikan Jelang Lebaran

Untuk menghindari berbagai macam modus penipuan tersebut, berikut Sinarjateng.com rangkum beberapa macam modus penipuan yang sering beredar di masyarakat beserta tips terhindar dari penipuan:

1. Modus mendapatkan undian berhadiah dari Bank atau Voucher Undian dalam Kemasan Produk

Dalam modus ini biasanya pelaku mengirimkan sms atau WA bahkan menelpon langsung bahwa penerima atas nama yang bersangkutan dengan menyebut nama lengkap menerima hadiah dan harus mengirimkan sejumlah uang dengan memandu ke ATM melalui telepon atau mengirimkan kode OTP kode Bank atau ATM. Pelaku juga biasanya meminta membuka fasilitas M-Banking atau Mobile Banking.

Kemudian modus undian penipuan berupa voucher di dalam produk kemasan biasanya ketika korban membeli sebuah produk rumah tangga kemasan tertutup dan masih tersegel, setelah membuka kemasan terdapat kode voucer undian berhadiah lengkap dengan stempel dan tanda tangan pihak yang berwenang.

Baca Juga: Info Mudik Gratis 2022 ke Kabupaten Kota di Jawa Tengah, Ayo Buruan Daftar

Di dalam voucher itu terdapat mekanisme penukaran hadiah yang harus mentranfer sejumlah uang DP untuk mendapatkan hadiah utama.

Penipuan undian berhadiah bukan saja berhadiah barang akan tetapi juga berupa kesempatan bertemu dengan artis tertentu yang menjadi idolanya, tentunya dengan syarat mengirimkan sejumlah uang sebagai syarat adiministrasi yang mengaku dari agen artis atau lainnya.

2. Modus Seorang Guru menelpon Murid Meminta Sumbangan

Modus operandi ini pelaku secara acak menelpon HP siswa untuk meminta sumbangan kepada anak atau siswa dengan alasan sang guru akan memberikan sumbangan atau bantuan bahwa ada saudara atau siswa lain yang sedang terkena musibah.

3. Modus Mengaku Saudara atau Teman Merantau di Kalimantan

Pelaku awal mulanya sms atau WA mengaku teman atau saudara yang lama merantau lama di Kalimantan, dengan sms atau telephon langsung. Kemudian pelaku memancing agar menyebutkan nama saudara tersebut dan pelaku langsung mengiyakan dan meyakinkan bahwa nama yang disebut adalah memang saudaranya.

Baca Juga: Pelaku Begal Kota Semarang Berhasil Diringkus Team LIBAS Resmob Polrestabes Semarang

Dengan berbagai alasan sedang kesusahan, terkena musibah atau kecelakaan dengan logat bahasa jawa yang fasih, meminta di transfer pulsa atau sejumlah uang ke nomor rekening pelaku.

Berikut kata-kata yang sering digunakan mengaku saudara yang merantau di kalimantan.

Pelaku : "piye kabare,aku sedulurmu sing ning kalimantan, piye kabare, ko saiki lali to karo aku"

(Gimana kabarnya? aku saudaramu yang di Kalimantan, gimana kabar? ko lupa sekarang sama aku?)

Setelah merespon, pelaku memancing korban sebut nama saudara yang merantau. Sebut saja misal saudaranya bernama Agus sebagai contoh.

Korban : oh koe Agus to, Piye kabare Gus..( oh kamu Agus, Gimana kabar)
Pelaku : Iya aku agus mas.. saudara mu

Pelaku biasanya setelah berhasil meyakinkan akan mengejar terus dengan menelpon berjam - jam hingga berhasil mengirimkan sejumlah pulsa atau sejumlah uang.


4. Modus mengirimkan Bukti Transfer Palsu atau Manipulatif (editing)

Modus ini biasanya terjadi pada bisnis jual beli Online, hati - hati dengan modus ini karena pelaku sangat lihai dalam memanipulasi bukti trasnfer dengan cara tangkap layar bukti transfer M-Banking yang telah proses editing atau dengan melebihkan transferan.

Baca Juga: Driver Ojol di Semarang Tertipu Rp64 Juta Modus Undian Berhadiah, Tabungan Dua Rekening Bank Terkuras Habis     

Setelah korban percaya, korban akan mengirimkan barang jualan kepada alamat palsu yang telah disediakan pelaku. Korban baru sadar setelah mengecek rekening ternyata tidak ada mutasi transaksi atau uang yang masuk ke rekening.

5. Modus Saudara Korban Kecelakaan

Penipuan ini sangat sering terjadi, apalagi dimasa pandemi, musim mudik maupun dalam kondisi apapun. Dengan mengantongi nama lengkap saudara dari korban, pelaku meyakinkan bahwa anak atau saudara korban alami kecelakaan, dan meminta transfer pulsa atau uang ke rekening pelaku kalau tidak saudara yang kecelakaan tidak akan ditangani oleh pihak medis. Karena panik korban akan dengan mudah menuruti kemauan pelaku penipuan.

Pelaku penipuan biasanya terdiri dari 3 orang lebih yang berbagi peran, sebagai penelpon, sebagai tenaga medis atau dokter dan dari pihak kepolisian yang semuanya sudah terlatih dan terkoordinasi.


6. Modus Minta Kode OTP Gojek atau Grab

Pelaku akan meminta kode OTP (one time password) yang dikirim melalui SMS. Kode OTP digunakan untuk memverifikasi saat akan log-in ke sebuah akun.

Pelaku meyakinkan korban dengan menyebutkan nama korban dengan dalih ingin memberikan informasi. Setelah mendapatkan OTP, pelaku akan menguras saldo didalam aplikasi ojek online tersebut.

Baca Juga: Polisi Tangkap Brian Edgar Nababan , Begini Peran Brian Edgar Nababan Dalam Kasus Penipuan Investasi Binomo 

7. Modus SMS meminta Transfer Kekurangan Transaksi pada Tengah Malam.
Waktu tengah malam adalah kondisi manusia di titik lelah atau mengantuk. Ketika pelaku mengirimkan sms ke calon korban pada tengah malam, secara tidak sadar pelaku akan membayar kekurangan sejumlah uang kepada pelaku penipuan.


Untuk menghindari berbagai macam penipuan tersebut ada beberapa tips yang harus kita perhatikan :

1. Jangan percaya kepada siapapun jika diminta mengirikan kode OTP ATM, PIN, tiga digit nomor Card Verification Value (CVV)/ Card Verification Code (CVC) Bank dengan dalih apapun dari pihak manapun, karena petugas Bank manapun tidak meminta kode OTP kenasabahnya.

2. Jangan percaya kepada siapapun apalagi yang baru saja dikenal yang mengaku saudara atau teman yang tiba - tiba meminta bantuan dengan modus apapun seperti saudara korban kecelakaan, sakit berat atau yang lainnya. Segera hubungi yang bersangkutan, jika tidak aktif maka menghubungi saudara lain yang sering menjalin komunikasi seperti satu kantor, satu teman kos dan yang lainnya.

Baca Juga: 5 Ciri Penipuan Online yang Harus Kamu Waspadai

3. Biasakan meminta nomor darurat. Jika saudara atau anak anda akan merantau, mintalah nomor kontak saudara serumah, beda rumah, satu kontrakan, teman satu pekerjaan/kantor.

Jika anda sebagai orang tua mempunyai seorang anak dibangku sekolah/ kuliah di luar kota, juga dibutuhkan nomor kontak darurat seperti teman sekelas, guru, walikelas, satu teman kos serta nomor kontak orang tua anak sepermainan. Nomor itu sangat penting jika terjadi hal - hal yang tidak kita inginkan atau pelaku penipuan yang mencoba menargetkan kita sebagai target penipuan.

4. Jaga baik-baik data pribadi andas seperti KTP, SIM, Paspor dan lainnya! Jangan berikan kepada sembarang orang di pusat perbelanjaan, tempat hiburan, car free day, atau tempat umum lainnya.

Penipu bisa saja menyamar menjadi petugas resmi bank atau institusi resmi lainnya saat beredar di tempat umum. Bahkan ada juga yang mengaku sekedar untuk keperluan riset, dan mengiming-imingimu dengan souvenir kecil yang menarik seperti boneka, cokelat, dsb. Pastikan anda memberikan informasi pribadimu hanya ke pihak yang tepat.

Baca Juga: Polisi Ungkap Tugas Empat Tersangka Baru Kasus Penipuan Tes CPNS Fiktif Olivia Nathania

5. Jika serumah terdapat orang tua, pastikan saudara sekeluarga serumah ikut memantau jika menemukan komunikasi melalui telepon yang tidak wajar seperti menjawab sms/WA/ telepon berjam - jam yang ujung-ujungnya meminta bantuan transfer pulsa atau sejumlah uang, pada situasi tersebut pelaku sedang berusaha mencari titik lemah korban untuk mengorek keterangan. Karena biasanya pun ketika saudara meminjam atau meminta bantuan berkomunikasi dalam waktu yang wajar bahkan singkat karena merasa sungkan. Seperti sudah terlatih, pelaku mempunyai strategi dan rencana jika korban menjawab tidak sesuai keinginan pelaku.


6. Biasakan bercerita atau berbagi informasi kepada saudara jika terkena musibah, selain saling mendoakan dan menguatkan saudara, dengan ikut mengabarkan dan berbagi informasi tersebut dengan maraknya penipuan bisa menjadi cara ikut mengingatkan bahwa kita bisa jadi sedang menjadi korban penipuan.

Dalam perkembangan zaman modus penipuan selalu berkembang, menyasar titik lemah manusia yang telah ditentukan. Semoga artikel ini bermanfaat dan kita terhindar dari penipuan.***

Editor: Miftah Rizzi

Tags

Terkini

Terpopuler