Wakil Bupati Mansur Hidayat Terima Sarung Goyor Khas Asli Pemalang dari Pengrajin

- 15 Mei 2021, 23:28 WIB
pengrajin sarung goyor dari Wanarejan Kabupaten Pemalang memberikan sarung goyor khas Asli Pemalang kepada Wakil Bupati Pemalang
pengrajin sarung goyor dari Wanarejan Kabupaten Pemalang memberikan sarung goyor khas Asli Pemalang kepada Wakil Bupati Pemalang /Dok. Pribadi /Facebook Mansur Hidayat

SINARJATENG.COM - Pemalang adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah.

Salah satu kain tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat kabupaten Pemalang adalah kain tenun goyor.

Salah satu pengrajin sarung goyor dari Wanarejan Kabupaten Pemalang memberikan sarung goyor khas Asli Pemalang kepada Wakil Bupati Pemalang.

Baca Juga: Perahu Wisata Terbalik, 11 Penumpang Selamat Sedangkan 9 Korban Lainnya Masih dalam Pencarian

Wakil Bupati Pemalang, Mansur Hidayat menyampaikan rasa syukur dan berterima kasih kepada pengrajin sarung goyor di Pemalang. Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sangat mendukung usaha sarung goyor tersebut.

"Ini merupakan salah satu produk unggulan kabupaten Pemalang, sehingga bisa mengangkat nama baik produk lokal Pemalang di kancah nasional maupun internasional," katanya di Pemalang, Sabtu 15 Mei 2021.

Kain tenun goyor nantinya diproduksi kembali menjadi “sarung goyor” dan diekspor sampai luar negeri, khususnya negara Malaysia, Arab dan Afrika.

Baca Juga: Jika Membandel, Bupati Sebut PKL di Balai Jagong Kudus Bakal Dicabut Izin Dagangnya 

Pembuatan sarung goyor dilakukan dengan alat tenun tradisional atau biasa disebut “Alat Tenun Bukan Mesin” (ATBM), yang pengoperasiannya 100% digerakkan dengan tenaga manusia.

Proses pembuatan kain tenun goyor cukup panjang, dimulai dari benang yang masin putih, biasanya benang dari serat rayon, disusun dijajarkan pada bidang datar dengan jumlah dan panjang sesuai ukuran yang dikehendaki, kemudian diberi penanda motif dengan cara digambar, motif yang dipakai biasanya motif geometris.

Setelah digambar selanjutnya benang-benang tersebut diikat (biasanya memakai tali rafia) sesuai dengan motif yang digambar, tujuannya adalah bagian yang diikat ini tidak akan terwarnai waktu pewarnaan.

Baca Juga: Sempat Vakum Diawal Pandemi, Keluarga Bani Kyai Tabri Gelar Halal Bi Halal dengan Terapkan Protokol Kesehatan

Proses selanjutnya benang dicelup atau dicolet dengan pewarna. Setelah benang terwarnai, digulung ke dalam cone atau gulungan benang sesuai urutannya sehingga siap untuk ditenun dengan motifnya.

Proses selanjutnya baru menenun dengan alat tenun tradisional ATBM, terakhir proses pembuatan sarung dengan cara dijahit.***

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x