Tak Menyerah Setelah PHK, Maulana Banting Stir Usaha Kuliner Berkat KUR Super Mikro BRI

24 November 2020, 16:54 WIB
Resep ayam goreng bumbu ijo. /pixabay.com/14530605

SINARJATENG.COM - Pandemi Covid-19 ini memang menjadi musibah diberbagai aspek kehidupan. Terutama ekonomi, seperti halnya Maulana Yusuf yang sebelumnya tidak pernah mengira akan kehilangan pekerjaannya. Pandemi Covid-19 melemahkan perusahaan tempat dirinya bekerja hingga berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Karir pria yang berusia 42 tahun ini di industri hospitality harus berakhir dengan pemecatan.

Kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba tentulah mengejutkan. Termasuk bagi pria yang tinggal di daerah Karang Tengah, Tangerang Provinsi Banten ini.

Baca Juga: KI Jateng Gelar Uji Publik di Masa Pendemi COVID-19

Apalagi, pria yang akrab dipanggil Maulana ini masih harus menjaga pemasukan agar tetap bisa menghidupi istri dan dua anaknya yang masih sekolah.

Demi menjaga agar dapur keluarganya tetap ngebul, Maulana harus memutar otaknya lebih keras. Pasalnya, Covid-19 membuat hampir seluruh kegiatan ekonomi luluh lantak sejak awal tahun.

Di tengah segala keterbatasan, akhirnya Maulana memutuskan memulai usaha di bidang kuliner. Bisnis ayam tulang lunak presto adalah pilihannya untuk menjaga pemasukan.

Baca Juga: Usaha Peyek ini Terselamatkan Berkat KUR Super Mikro dari BRI

Dengan dibantu istrinya, Maulana mulai membangun usaha ayam tulang lunak di rumah mereka. Awalnya, Maulana mengandalkan jejaring pertemanan dan keluarga untuk memasarkan produknya sebagaimana dilansir dari Pikiran Rakyat berjudul Jadi Korban PHK, Maulana Yusuf Bangkit dan Kembangkan Usaha Kuliner Lewat KUR Super Mikro BRI

“Promosi mengandalkan aplikasi pesan WhatsApp gencar dilakukan demi menarik pembeli. Kalau ada yang berminat bisa pesan untuk diantar atau makan langsung di lapak saya. Saya berusaha dengan semua yang saya bisa. Untuk melanjutkan hidup, saya usaha seperti ini,” ujar Maulana.

Dari model usaha berbasis pesanan daring ini, Maulana awalnya bisa meraup pemasukan hingga Rp300 ribu per hari. Akan tetapi, lambat laun omzetnya menurun hingga sekitar Rp150 ribu hingga Rp160 ribu per hari.

Baca Juga: Pemkot Semarang Masuk Daftar Anggota Open Government Partnership 2020

Penurunan omzet hingga 50 persen yang dia alami membuat Maulana dan keluarga harus mengencangkan ikat pinggang.

“Keuntungan saya mungkin sehari dapat Rp 60 ribu sampai Rp100 ribu. Ya sekedar buat beli beras sama sayur bisa sih, sama kasih jajan anak. Kalau dibilang kurang, pasti semua akan bilang kurang. Namun kami cukup-cukupin saja sementara ini, yang penting bisa makan,” papar Maulana.

Beruntung, kesulitan yang dialami Maulana sedikit berkurang sejak dirinya mendengar program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro dari Bank BRI, Awalnya, Maulana tidak mengerti program KUR. Hingga akhirnya dia mendapat penjelasan dari temannya sesama korban PHK.

Baca Juga: Sebanyak 15 Unit Terdampak Recall Toyota Hilux

Melalui temannya, Maulana mendapat informasi mengenai KUR Super Mikro yang bisa menjadi solusi bagi pengusaha mikro dan kecil untuk bertahan hidup selama masa sulit.

Setelah dia mempelajari seluruh hal terkait KUR, Maulana akhirnya memberanikan diri untuk mengajukan pembiayaan berbunga rendah tersebut ke BRI.

Pada awal pengajuan kredit, Maulana belum memahami klasifikasi KUR apa saja yang bisa dia peroleh.

Baca Juga: Hanya di Jakarta, Pertamina Jual Pertalite Seharga Premium

“Saya mengajukannya ya KUR saja gitu. Setelah itu ternyata langsung diarahkan oleh pihak bank. Saya sempat dijelaskan sama orang BRI tentang keberadaan program KUR Super Mikro, program dari pemerintah dengan bunga yang super sangat ringan untuk membantu UMKM. Akhirnya saya dapat program itu.”

Hanya dalam kurun 2 pekan setelah memulai proses pengajuan KUR, Maulana akhirnya mendapat KUR Super Mikro. Dia mendapat pembiayaan tersebut tanpa agunan.

Setelah pinjaman ia terima, Maulana langsung membenahi usahanya. Dia mengaku sangat terbantu dengan KUR Super Mikro yang didapat, karena pada akhirnya Maulana bisa mengembangkan fasilitas bisnisnya yang sejak awal dibangun secara sederhana.

Baca Juga: Plt Bupati Kudus Minta Ponpes Waspadai Penyebaran COVID-19

“Jadi saya beli meja, alat pemanggang, kompor, matras, dan satu freezer. Saya sangat terbantu, apalagi awalnya kan saya hanya berjualan daring nggak buka lapak. Sekarang bisa buka lapak di halaman rumah, ada peralatan yang cukup untuk sementara ini,” ujarnya.

Maulana hanya satu dari sekian banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang sudah merasakan manfaat KUR Super Mikro dari BRI. Sampai Oktober lalu, BRI sudah menyalurkan Rp5,20 triliun KUR Super Mikro bagi 590 ribu debitur.

Penyaluran KUR Super Mikro menunjukkan komitmen BRI untuk terus menjaga keberlangsungan hidup pelaku UMKM terutama selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bupati Gandeng Komunitas Offroader Ajak Anak Yatim Lakukan Tamasya ke Pantai Kuripan

Dengan proses yang mudah dan bunga nol persen, KUR Super Mikro diharap menjadi suplemen bagi pelaku UMKM agar dapat segera bangkit.

“KUR Super Mikro adalah bagian tak terpisahkan dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). BRI berkomitmen terus menyalurkan pembiayaan terjangkau ini bagi seluruh pengusaha kecil, baik yang sudah berpengalaman usaha maupun tidak, agar bisa survive dari kondisi sulit saat ini,” ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.

KUR Super Mikro adalah program yang dikhususkan bagi pelaku usaha Ultra Mikro, atau korban PHK yang memiliki usaha produktif selama pandemi.

Baca Juga: Liga Inggris, Burnley Kalahkan Crystal Palace 1-0

Selain demi membantu pemulihan kondisi ekonomi nasional, KUR Super Mikro juga disalurkan BRI sebagai cara perusahaan memperluas penetrasi layanan perbankan ke masyarakat Indonesia.

“Pembiayaan bagi mereka diharap dapat membantu pemulihan kondisi ekonomi, dan mencegah semakin banyaknya pelaku usaha yang gulung tikar serta masyarakat yang jatuh miskin karena Covid-19,” jelas Supari.***

Editor: Intan Hidayat

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler