Oleh : Intan Hidayat*
SINARJATENG.COM - Catatan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, indeks kerukunan di Jawa Tengah tahun 2023 mengalami peningkatan.
Dari 74,28 di tahun 2022, menjadi 77,90 di tahun 2023. Capaian kerukunan beragama ini bukanlah tanpa bukti. Semarang misalnya, Ibu Kota Jawa Tengah ini kehidupan multi etnis dan lintas agama berjalan seiring selaras, nyaris tanpa konflik yang berarti.
Semangat untuk terus merawat harmoni itu juga mewujud, salah satunya melalui agenda tahunan Pasar Imlek Semawis. Bukan tanpa alasan juga bila Pasar Imlek Semawis ini mampu merekatkan semua kalangan masyarakat tanpa batas agama, suku dan perbedaan lainnya.
Baca Juga: Tradisi Tahun Baru Imlek 2024 di Kota Semarang
Sesuai namanya, Pasar Imlek khas Kota Semarang ini menjadi wahana pertemuan penjual, pembeli bahkan siapa saja yang ingin menikmati interaksi sosial di ruang terbuka.
Pengajar Sosiologi Komunikasi dari Universitas Semarang, Hilda Rahmah menyatakan bahwa kehadiran Pasar Imlek Semawis yang telah berjalan setiap tahun itu menjadi sebuah sarana bagi pembauran, bahwa sebuah praktik baik dan riil mengenai moderasi beragama.
“Ya, kita ketahui saat ini memang sudah terjadi pembauran, antara kalangan Tionghoa dan etnis lain di Semarang sudah membaur, namun di momentum Pasar Imlek akan semakin membuat setiap elemen melebur diri. Tidak hanya akulturasi namun barangkali juga terjadi amalgamasi,” terang Hilda