Kurmanisasi Dapat Dukungan Masyarakat, Noor Achmad: Semakin Mengokohkan Eksistensi MAJT

- 8 Agustus 2021, 13:59 WIB
Ketua Tim Kurmanisasi H Istajib AS (nomor 2 dari kiri) didampingi H Isdiyanto dan H Eman Sulaiman saat meninjau bibit kurma yang dikembangkan Ponpes Fadhlul Fadhlan yang dipimpin Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA (paling kiri).
Ketua Tim Kurmanisasi H Istajib AS (nomor 2 dari kiri) didampingi H Isdiyanto dan H Eman Sulaiman saat meninjau bibit kurma yang dikembangkan Ponpes Fadhlul Fadhlan yang dipimpin Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA (paling kiri). /Dok. MAJT

PP MAJT merangkul para dermawan, aghniya maupun masyarakat untuk menyengkuyung program pemakmuran MAJT.

Ketua Tim Kurmanisasi MAJT Drs H Istajib AS menambahkan, dari pengitungan riil yang dilakukan, setiap bibit kurma yang akan dibeli dilanjutkan proses penanaman, pemupukan dan perawatan selama tiga tahun membutuhkan biaya Rp 1.000.000.

"Alhamdulillah sejak MAJT memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyengkuyung program tersebut, mulai 6 Agustus, hingga posisi 9 Agustus tercatat 20 pendonasi jariyah dengan jumlah dana terkumpul Rp 64.500.000 dari Rp 155.000.000 yang diperlukan," jelas Istajib AS.

Baca Juga: Sudah Vaksin, Jangan Lupa Unduh Sertifikat Vaksinasi, Begini Caranya Sangat Mudah

Untuk itu, tambahnya, Tim Kurmanisasi MAJT masih menunggu dukungan selanjutnya dari para dermawan dan aghniya yang lain untuk segera menutup kekurangan dana yang diperlukan.

Para pihak yang berjariyah nama-namanya akan ditulis bersebelahan dengan pohon kurmanya sesuai jumlah bibit yang ditanggung. Setiap jariyah Rp 1.000.000 berarti punya nama untuk 1 pohon. Bila berdonasi Rp 5.000.000 berarti namanya akan ditulis lima kali di lima pohon.

Dalam mengikhtiari agar pohon tumbuh dan berbuah, Tim Kurmanisasi MAJT menyiapkan sejumlah tenaga ahli yang menguasai teknologi penanaman kurma. Bibit yang akan ditanam sudah disesuaikan dengan iklim Jawa Tengah, sehingga pertumbuhan insya allah akan sehat, subur dan berbuah.

Baca Juga: Petani Diminta untuk Kembali ke Alam dengan Pertanian Organik, Ini Kata PWNU Jateng

Teknologi adaptasi iklim diadopsi MAJT dari Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, di Kecamatan Mijen Kota Semarang, pimpinan Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA yang berhasil membudidayakan belasan ribuan bibit kurma berbagai jenis sebagai kegiatan di pondoknya.

"Bibit kurma Barhii akan kita datangkan dari Ponpes Fadhlul Fadhlan yang terbukti berhasil mengembangkan bibit kurma yang sesuai dengan iklim JawaTengah, sedangkan untuk azwa dari usaha Kebun Kurma di Sleman,” tegas Istajib AS.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah