Teliti Dunia Pendidikan Islam di Indonesia dan Austria UIN Walisongo dan Vienna University Austria Gelar Kerja

- 29 Juni 2022, 19:46 WIB
Teliti Dunia Pendidikan Islam di Indonesia dan Austria UIN Walisongo dan Vienna University Austria Gelar Kerjasama
Teliti Dunia Pendidikan Islam di Indonesia dan Austria UIN Walisongo dan Vienna University Austria Gelar Kerjasama /

SINARJATENG.COM - Dalam meneliti pendidikan agama Islam di Indonesia dan Austria, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dan Vienna University gelar kerjasama.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program kerja sama antara UIN Walisongo dengan University of Vienna, Austria dalam sebuah penelitian berudul “The Yield of Islamic Religious Education—An Evaluation of The Effect of Islamic Religious Instruction in Central Java”.

Di samping itu, UIN Walisongo juga berhasil mendatangkan salah seorang Profesor Pendidikan Agama Islam, University of Vienna yakni Profesor Ednan Aslan, M.A. sebagai dosen tamu untuk mengajar mahasiswa program pascsarjana, khususnya doctoral

Baca Juga: Lirik Lagu Benci Kusangka Sayang-Tryana

Dalam memudahkan penelitian Profesor Ednan Aslan, M.A. di Indonesia, UIN Walisongo mengadakan seleksi bagi mahasiswa program pascasarjana dan dosen untuk dipilih tiga terbaik, yang nantinya akan ditugaskan sebagai asisten riset Prof, Ednan.

Adapun tiga nama terpilih tersebut yakni Luthfi Rohman, M.A., seorang dosen Studi Agama dan Kajian Sosial; Moch Maola Nasty Gansehawa, M.A., seorang dosen Antropologi Islam; dan seorang mahasiswa pascasarjana Nurul Uzdhma Tastia, S.Ag. Tugas asisten riset yang terpilih adalah mendampingi Prof. Ednan untuk menyelesaikan riset di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, terhitung sejak Mei hingga akhir September 2022.


Perlu diketahui bahwa, nantinya mereka berkesempatan untuk mengunjungi University of Vienna, Austria pada bulan Oktober mendatang hingga Januari 2023.

Penelitian tersebut diharapkan dapat menghasilkan pengaruh besar bagi perkembangan Pendidikan Agama Islam di Indonesia maupun Austria, khususnya untuk jenjang SMA se-derajat.

Baca Juga: Wagub Taj Yasin Buka Peluang Bagi BNI untuk Turut Membantu Program Pengentasan Kemiskinan di Jateng

"Objek penelitian di Jawa Tengah ini difokuskan kepada para siswa kelas XII SMA, yakni mereka yang tengah menempuh tahun terakhir wajib belajar di Indonesia, khususnya untuk SMAN yang terletak di Semarang dan kota-kota sekitarnya, Provinsi Jawa Tengah," ucap Moch Maola Nasty Gansehawa, M.A pada Rabu 29 Juni 2022

Selain itu, penelitian ini juga akan melibatkan guru-guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Adapun beberapa SMAN yang telah dikunjungi oleh tim riset adalah SMAN 2, SMAN 7, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 10 dan lain sebagainya.

Diketahui bahwa, model kunjungan yang telah dilaksanakan adalah primary research dan akan disempurnakan dengan main research pada Juli mendatang.
Sesuai dengan judul penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari Pendidikan Agama Islam terhadap pengetahuan dan perilaku siswa.

Merunut dari penelitian sebelumnya di Austria, yang menjadi lokus pembanding adalah siswa yang mengikuti kelas Pendidikan Agama Islam dengan mereka yang memilih tidak mengikuti kelas. Karena memang berbeda dengan kebijakan di Indonesia yang mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti Pendidikan Agama Islam, sedangkan di Austria terdapat kebebasan untuk mengikuti Pendidikan Agama Islam pada usia 14 tahun.

Baca Juga: KODE REDEEM FF Terbaru Siang Ini, Rabu 29 Juni 2022: 1 Menit Lalu Buruan Klaim Hadiah di reward.ff.garena.com

Sehingga hal menarik tersebut menjadi objek riset untuk mengetahui bagaimana perbedaan sikap dan perilaku dari kedua model siswa.

Berbeda dengan siswa Muslim di Indonesia yang hidup di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka pengetahuan mereka terhadap agama tentu sudah mampu terbilang cukup karena Islam di Indonesia yang secara tidak langsung hidup dalam tradisi masyarakatnya.

Oleh karena itu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pengetahuan dan perilaku siswa jika hidup di negara denga minoritas muslim. Di samping itu, juga perlu diteliti bagaimana perbedaan siswa yang hanya mendapat Pendidikan Agama Islam di kelas saja dengan mereka yang juga aktif mengikuti TPQ atau majlis dzikir, kajian Islam dan sejenisnya.


Diharapkan, nantinya penelitian internasional tersebut senantiasa diberikan kemudahan dalam memecahkan berbagai teka-teki riset di dalamnya dan menjadi bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan Agama Islam di Indonesia maupun Austria.***

Editor: Muhammad Ahlan Kalasuba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x