Gus Menteri Minta Mahasiswa Baru UIN Walisongo Tidak sekedar Menjadi Mahasiswa Kupu-kupu

- 3 Agustus 2021, 08:18 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi (PPDT) Abdul Halim Iskandar sampaikan orasi ilmiah Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo Semarang tahun 2021
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi (PPDT) Abdul Halim Iskandar sampaikan orasi ilmiah Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo Semarang tahun 2021 /UIN WS/SinarJateng.com

Dijelaskan Gus Menteri, menjadi bagian dari Universitas di tengah disrupsi ini tidak mudah. Tanggung jawab dosen tidak saja internal, tapi eksternal. Demikian halnya tentang riset, dosen maupun mahasiswa, hasilnya sudah ditunggu masyarakat.

Banyak universitas yang berfokus pada Tri Dharma dianggap tidak cukup berhasil. Kampus harus mampu menciptakan lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Riset dari kampus agar mampu dihilirsasi, sehingga dapat diserap oleh stake holder terkait.

Baca Juga: Melalui Webinar, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Sukses Edukasi Kesehatan Mental Remaja

“Saya berada di tengah pemuda, calon pemimpin bangsa. Saya bersaksi bahwa anda sebagai calon pemimpin bangsa ke depan,” tambahnya.

“Manfaatlah semua fasilitas yang ada di kampus, aktiflah di organsasi dengan belajar leadhersip dan team work, aktiflah di UKM-UKM sebagai pengembangan skil. Tumbuhlah menjadi generasi muda cerdas, multi talenta yang bertumbu pada kecerdesan buatan atau Artificial Intelligence (AI),” tambahnya lagi.

Selain hal tersebut, Menteri juga memaparkan tentang bonus demograsi dan pentingnya tidak terlibat dalam kegiatan berafilasi dengan radikalisme atau terorisme. Dalam kesempatan ini, ia mengingatkan kepada mahasiswa baru agar tidak terlibat dalam jaringan tersebut. Hal ini penting karena radikalisme, ekstrimisme, terorisme sudah menyasar perguruan tinggi.

Semestinya, perguruan tinggi adalah temaptnya kawasan berfikir, kawasan rasional sehingga jaringan radikalisme tidak dapat tumbuh. Tapi dalam faktanya, di perguruan tinggi sudah tumbuh jaringan radikal.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Bantu Pemerintah Desa Temuroso Demak Salurkan BST

“UIN walisongo konsen pada hal tersebut, sehingga tidak masuk daftar list kampus dari BNPT. Bagi saya, ini juga masuk kredit point, untuk terus mengabarkan Islam Ahlus Sunnah, Islam yang rahmah, sehingga mahasiswa UIN harus mencerminkan institusi Walisongo,” ujarnya.

“Uin Walisongo mayoritas dari desa, sehingga ketika lulus bukan meninggalkan desa, tapi cepat balik desa dan bangun tanah kelahiran. UIN Walisongo punya tantangan untuk menyelipkan cinta kampung halaman, kampus pemberdayaan, menyiapkan aparatur desa yang inovatif, kuat, agar berfikir menjadi kader penggerak desa, untuk membantu akselerasi kebangkitan desa. Masa depan Indonesia, berada di desa. Desa masa depan kita semua,” pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x