Dua Superhero Menyambangi RSUD Kalisari Batang Hibur Penyintas Thalasemia

- 28 Mei 2021, 00:07 WIB
Sosok superhero Kapten Amerika dan Batman menjadi pemandangan yang berbeda di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kalisari Batang
Sosok superhero Kapten Amerika dan Batman menjadi pemandangan yang berbeda di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kalisari Batang /Diskominfo Batang

SINARJATENG.COM  -  Ada suasana yang berbeda di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kalisari Batang pada Kamis 27 Mei 2021.

Sosok superhero Kapten Amerika dan Batman menjadi pemandangan unik di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kalisari Batang. 

Sosok tokoh karakter pahlawan di film-film yang di perankan oleh pemain badut itu, hanya untuk menghibur anak dengan penyakit kronis Thalasemia dalam rangka merayakan World Thalassaemia Day 2021.

Baca Juga: Kembali Digelar Lomba Pertunjukan Rakyat Tingkat Jateng 2021, Yuk Catat Cara Daftar dan Syaratnya

“Sosok superhero kita hadirkan untuk menghibur penyintas Thalasemia, untuk memberikan semangat saja, sekaligus sosialisasi penyakit kronis Thalasemia,” kata dokter spesialis anak Tan Evi Susanti saat ditemui di RSUD Kalisari Batang.

Ia pun mengatakan penyakit Thalasemia belum banyak orang tua penderita mengetahui tentang bagaimana merawat agar bisa tetap sehat.

“Kegiatan ini kita memberikan edukasi kepada orang tua penderita Thalasemia agar bisa hidup sehat,” jelasnya. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Beri Arahan untuk BPKP dan Pengawas Internal Pemerintah, Berikut Arahan Presiden

Thalasemi merupakan pnyakit kronis, Lanjut dia, disebabkan oleh kelainan darah yang diturunkan oleh orang tua atau genetika. Kondisi ini menyebabkan tubuh kadar Hemoglobin (HB) lebih rendah dari orang normal pada umumnya. 

“Penderita Thalasemia mayor harus dibantu dengan transfusi darah setiap dua hingga empat minggu sekali seumur hidup,” katanya. 

Ia pun mengatakan, penyakit tersebut di haruskan HB sembilan atau sepuluh harus transfusi darah dan harus meminum obat kelasi besi. 

Baca Juga: Berkunjung ke Redaksi Sinarjateng.com, IMPP UIN Walisongo Singgung Program 100 Hari Kerja Bupati Pemalang

“Kalau hal itu tidak dilakukan akan memicu komplikasi hingga menyebabkan kematian,” ungkapnya. 

Thalasemia belum diketahui dan juga belum banyak yang tahu cara mencegah dan memutus mata rantai.

“Pencegahannya dengan skrining darah diusia subur. Kalau sudah tahu menderita Thalasemia agar cari pasangan hidup jangan yang sama memiliki potensi atau pembawa thalasemia,” tuturnya. 

Baca Juga: Aplikasi SIRITA Dikenalkan dalam Audiensi BMKG dengan Bupati Cilacap, Pelajar Target Utama Sosialiasi

Evi juga menjelaskan kasus penderita Thalasemia di Kabupaten Batang selalu bertambah, namun kenaikannya tidak drastis.

“Data di Kabupaten Batang penderita anak dengan Thalasemia ada sekitar 25, tapi kalau dengan orang dewasa bisa mencapai 30 orang. Di Indonesia tercatat mencapai 10.555 orang,” tandasnya. 

Sementara, Sri Murti orang tua penderita Thalasemia asal Bandar dengan dua anak penyintas tersebut menyatakan  tidak kesulitan merawatnya. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kudus Capai 806 Orang, Pangdam IV Diponegoro dan Kapolda Jateng Peringatkan Forkopimda

“Keseharian merawatnya seperti anak normal biasa, hanya saja lebih memperhatikan dalam minum obat kelasi besi untuk mengurangi penumpukan zat besi, akibat transfuse,” katanya. 

Ia mengatakan, kalau anak yang pertama ketahuan Thalasemia diusia sejak kelas lima SD dan yang anak kedua sejak TK.

“Pertama mengetahui anak Thalasemia saya menangis, tapi selanjutnya kita ikhtiar saja untuk tranfusi darah sesuai saran dokter dan ikhlas saja menjalaninya,” ujar dia.***

 

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x