Dampak La Nina, BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat Sepekan Mendatang

- 18 Oktober 2020, 13:14 WIB
Ilustrasi logo BMKG.*
Ilustrasi logo BMKG.* /BMKG./

JAKARTA, SINARJATENG.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyampaikan, fenomena La Nina yang terjadi di Pasifik diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi sebesar 20-40 persen di atas normal jumlah curah hujan bulanan di Indonesia.

Dalam rilis yang disampaikan BMKG, Sabtu 17 Oktober 2020, dijelaskan La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

“Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

Baca Juga: KSP Tekankan UU Ciptaker Untuk Hadapi Kompetisi Global

Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudra Pasifik, Guswanto memaparkan, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.

“Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan berpotensi hujan,” ujarnya.

Aktifitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini, lanjut Guswanto, dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Moeldoko: UU Ciptaker Sesuai Janji Presiden Jokowi

“Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x