Kata Pakar Soal Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Hasbullah Thabrany: Tidak Perlu Dokter

24 Desember 2020, 20:35 WIB
Budi Gunadi Sadikin dilantik menjadi Menkes. /Tangkapan Layar instagram.com/@sekretariat_kabinet

SINARJATENG.COM - Presiden Joko Widodo yang didampingi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengumumkan enam menteri baru Kabinet Indonesia Maju, di Istana Kepresidenan Jakarta.

Keenam Menteri baru itu adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dipercaya menjadi Menteri Sosial. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin yang menjadi Menteri Kesehatan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Duta Besar Indonesia untuk AS M. Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.

Baca Juga: Anggota DPR Beri Pesan untuk Menteri Tri Rismaharini yang Dikenal 'Galak'

Prof Hasbullah Thabrany selaku Pakar Kesehatan Masyarakat menyambut baik pengangkatan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan RI, Ia pun sekaligus memberi masukan penting terkait layanan kesehatan masyarakat.

"Terkait Menkes baru, saya sambut baik. Mudah-mudahan ada perubahan besar," kata Prof Hasbullah melalui sambungan telepon, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara

Menyoroti hal itu Hasbullah Thabrany mengatakan bahwa yang perlu dipahami masyarakat terkait jabatan menteri kesehatan yakni tugas pokok menteri kesehatan yang mana membuat kebijakan-kebijakan dalam bidang kesehatan yang berpihak kepada rakyat.

Baca Juga: Tim Khusus Bentukan Satgas Penanganan Covid-19 akan Monitoring Keselamatan Dokter

"Mengawal manajemen atau administrasi memang tidak perlu dokter namun apabila soal suntik menyuntik itu memang urusan dokter dan menteri tidak menyuntik karena menteri itu membuat kebijakan mengelola sebuah program manajemen yang bagus dan penting," kata Hasbullah Thabrany.

Maka berdasarkan hal itu, menurutnya untuk menjabat sebagai menteri kesehatan tidak harus selalu berasal dari kalangan dokter.

Dipercayainya Budi Gunadi Sadikin sebagai menkes baru, tentu hal ini menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo mungkin melihat ada masalah manajemen yang mungkin membutuhkan pembenahan dengan segera.

Baca Juga: Simak Tips Berkendara Saat Hujan Deras, Waspadai Bahaya Understeer dan Aquaplanning

"Hal ini pantas kalau masalahnya manajemen ya mesti dikirim orang yang mengerti manajemen dan kalau masalahnya penyakit perlu disuntik karena memang perlu orang yang punya kompetensi nyuntik jadi tidak apa-apa silakan," kata Prof Hasbullah Thabrany.

Kendati demikian ia menegaskan bahwa Menteri Kesehatan baru perlu memahami terkait layanan kesehatan itu bukanlah komoditas barang biasa.

Oleh sebab itu, dalam hal manajemen di Kementerian Kesehatan ke depanya harus ada diskresi khusus tentang itu.

Baca Juga: Menyoal Virus Varian Baru, Satgas Penanganan Covid-19: Langkah Surveilans Diperkuat Pemerintah

"Bahwa health care itu bukan komoditas barang biasa jadi kalau Pak Budi biasa di BUMN biasa bisnis dan ada hal-hal yang tidak cocok untuk dibisniskan atau dilepas ke mekanisme pasar," kata Prof Hasbullah Thabrany.

Maka dari itu, Hasbullah mengharapkan Menteri Kesehatan Budi lebih mempertimbangkan kemungkinan untuk mengangkat wakil menteri dari orang-orang yang memahami konteks, termasuk terkait konteks layanan kesehatan.

"Mungkin nanti ada wakil menterinya yang dari dokter dan yang bisa menangani hal-hal teknis kedokteran saya kira itu harapan saya," kata Hasbullah Thabrany. Sebagaimana dikutip dari Pikiran Rakyat berjudul Background Budi Gunadi Sebagai Menkes Baru Jadi Sorotan, Pakar Beri Masukan Penting.

Baca Juga: Klasemen Liga Italia: AC Milan Kembali Duduki Puncak Klasemen

Catatan lain dari Prof Hasbullah Thabrany selaku pakar kesehatan Masyarakat itu untuk Menteri Kesehatan baru dan ke depannya, ia juga berharap ada keterbukaan dan orientasi yang lebih baik lagi menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Perlu adanya perbaikan kualitas kesehatan dan peningkatan belanja kesehatan, karena Indonesia sampai saat ini merupakan negara di kelas ekonomi menengah dengan belanja kesehatan yang paling rendah,” ujar Hasbullah Thabrany.

Prof Hasbullah Thabrany pun berharap kepada mantan bankir sekaligus mantan pengusaha ini bisa melihat realita tersebut dan lebih berani melakukan suatu perubahan yang lebih baik kedepannya.***

Editor: Eko Wahyu Putranto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler