Aplikasi SIRITA Dikenalkan dalam Audiensi BMKG dengan Bupati Cilacap, Pelajar Target Utama Sosialiasi

- 27 Mei 2021, 22:30 WIB
 Bupati  Cilacap menerima Katalog Gempa Bumi Merusak Jawa Tengah 1821-2019 dari Kepala Koordinator BMKG Jawa Tengah di Ruang Kerja Bupati, Kamis 27 Mei 2021.
Bupati Cilacap menerima Katalog Gempa Bumi Merusak Jawa Tengah 1821-2019 dari Kepala Koordinator BMKG Jawa Tengah di Ruang Kerja Bupati, Kamis 27 Mei 2021. /Diskominfo Kabupaten Cilacap

 

SINARJATENG.COM – Aplikasi SIRITA (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert) adalah aplikasi berbasis android yang akan memberikan peringatan jika terjadi bencana gempa maupun tsunami.

Aplikasi SIRITA sendiri dikembangkan oleh Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji saat menerima kunjungan Kepala Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, Sukasno di Ruang Kerja Bupati, Kamis 27 Mei 2021.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kudus Capai 806 Orang, Pangdam IV Diponegoro dan Kapolda Jateng Peringatkan Forkopimda

Audiensi ini juga dihadiri oleh Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy, Kepala Stasiun BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayeodhie, Kepala BMKG Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman dan tim dari BMKG Jawa Tengah.

Pertemuan ini bertujuan memberikan gambaran potensi bencana gempa bumi dan tsunami di Cilacap, serta menyerahkan Peta Rawan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Level Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Katalog Gempa Bumi Merusak Jawa Tengah dan Sekitarnya sejak tahun 1821 sampai 2019 dan pengenalan aplikasi SIRITA.

“Diharapkan dengan ini bisa meminimalisir korban jika terjadi gempa dan tsunami.” Jelas Sukasno kepada Bupati Cilacap.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Pemkab Kudus Siapkan Tempat Pusat Isolasi Pasien

Menanggapi hal tersebut, Bupati memberikan usulan kepada kepala BPBD untuk kembali melakukan sosialisaSi dan edukasi kepada masyarakat mengenai cara penanggulangan bencana hingga proses evakuasi.

Selain itu, pelajar juga akan menjadi target utama dalam sosialisasi ini, dengan harapan pelajar bisa menjadi agen perubahan dan mampu menyampaikan informasi mengenai kebencanaan ke keluarga dan lingkungan sekitarnya.

“Tingkat kepedulian anak itu masih tinggi, jadi lebih mudah memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada pelajar mengenai tanggap bencana ini.” Tambah Bupati.

Baca Juga: Emrus Sihombing Sebut TWK Bagian Upaya Pemberantasan Korupsi Lebih Sistematis

Ketua BPBD Tri Komara menambahkan, jika sosialisasi nantinya akan dilakukan di 10 Kecamatan dan 55 Desa di Kabupaten Cilacap.

“Sosialisasinya nanti berisi tentang bagaimana antisipasi saat terjadi gempa, kemana harus evakuasi dan dimana titik kumpulnya.” Jelas Tri Komara.

Sebagai informasi, Pemkab telah menentukan 45 gedung untuk tempat shelter evakuasi vertikal di Cilacap, diantaranya adalah Gedung BPBD, Politeknik Cilacap, RSUD, Akbid Graha Mandiri, Rusunawa, AMN Cilacap, RSI Fatimah, SD Al-Irsyad dan DPRD Cilacap.

Baca Juga: Kapal Berlabuh di Alur Sungai Kali Loji Kota Pekalongan Bakal Ditata

Shelter evakuasi ini diharapkan bisa menjadi tempat evakuasi sementara, sehingga tidak semua masyarakat pergi ke tempat yang lebih tinggi seperti Tunggul Wulung dan menyebabkan kemacetan.” Tambah Tri Komara.***

 

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x