Akibat Pandemi, Warga Singapura Berlibur di Tenda Bandara Changi

- 25 Desember 2020, 16:55 WIB
ILUSTRASI bandara.*
ILUSTRASI bandara.* /PIXABAY

SINARJATENG.COM - Tidur di bandara saat ketinggalan pesawat, memang menjadi hal biasah. Namun, bagaimana jika orang memilih untuk berlibur di bandara dengan mendirikan tenda?

Dampak dari Pandemi akibat virus Covid-19, menjadikan orang membatasi kegiatan mereka. Termasuk pergi ke luar negeri.

Sebagian warga di Singapura memilih untuk liburan dengan cara "glamping" alias kemping dengan gaya lebih mewah, menginap di tenda berisi fasilitas beragam di bandara Changi.

 Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Beethoven Lewat Sebuah Podcast

"Biasanya kami ke luar negeri setiap liburan tapi karena sekarang tidak bisa kemana-mana dan sedang libur sekolah, saya pikir mengapa tidak melakukan hal yang berbeda untuk anak-anak," kata Fadlina Musa kepada Reuters.

Glamping tidaklah murah. Tamu harus merogoh kocek hingga 360 dolar Singapura (Rp3,8 juta) semalam untuk fasilitas tempat tidur ukuran queen, diskon belanja, satu kotak pendingin untuk piknik dan kemeriahan dari lampu-lampu Natal. Fasilitas kamar mandi pribadi tidak tersedia.

Taman yang dilengkapi pendingin udara juga air terjun di dalam ruangan memberikan kesan berada di luar rumah, tapi tidak ada serangga, hujan dan udara lembap.

 Baca Juga: PWI Jateng Sebut Wartawan dan Media Makin Tertantang untuk Sampaikan Kebenaran

Serene Beh, seorang manajer yang mengunjungi mal bersama keluarganya, mengatakan dia suka dengan gagasan liburan ini bila harganya cocok.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah