Oleskan Cuka pada Kulit Terbakar Bukan Ide Bagus, Berikut Penjelasannya!

29 November 2020, 15:13 WIB
Ilustrasi luka bakar. luka bakar tergolong luka akut dan jika kategori ringan bisa ditangani di rumah /Pixabay/Shutterbag75

SINARJATENG.COM- Sifat asam pada cuka dapat berbahaya jika digunakan pada kulit yang terbakar sinar matahari, pakar dermatologi di Geffen School of Medicine, UCLA, Carol Cheng.

Seperti yang telah dilansir dari Insider, Kebanyakan jenis cuka, seperti sari cuka apel dan cuka putih, memiliki tingkat pH antara 2 dan 3, membuatnya sangat asam.

"Mengoleskan zat ini pada kulit yang terbakar sinar matahari dapat merusak pelindung kulit yang sudah rusak. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih parah, peradangan, dan penyembuhan yang tertunda," kata dia.

Baca Juga: Gunung lli Lewotolok Erupsi, Hujan Abu dan Kerikil Mengguyur Sebagian Kabupaten Lembata, NTT

Cuka juga mengandung bahan-bahan seperti asam asetat, asam laktat, asam sitrat dan asam malat yang jika dioleskan pada kulit sensitif dapat menyebabkan luka bakar kimiawi yang serius.

Selain itu, jika kulit terbakar Anda parah misalnya akibat paparan sinar matahari atau luka terbuka, mengoleskan cuka justru akan lebih menyakitkan dan inilah alasan Anda harus menghindari menggunakannya.

Ketimbang cuka, ada banyak cara yang lebih aman dan efektif untuk merawat kulit terbakar sinar matahari, menurut Cheng, salah satunya lidah buaya.

Baca Juga: Gunung Ili Lewokotok Kembali Erupsi, Warga diminta Siapkan Masker

Gunakan gel lidah buaya atau pelembap yang mengandung lidah buaya karena bahan ini bisa mengurangi peradangan pada kulit yang terbakar sinar matahari, merangsang produksi kolagen untuk penyembuhan.

Namun, Anda harus menghindari produk lidah buaya yang memiliki tambahan pereda nyeri, yang sebenarnya dapat lebih mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi. American Academy of Dermatology mengatakan biasanya bahan-bahan ini diakhiri dengan "-caine" dan benzocaine.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas seperti Ibuprofen dan Aspirin membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Baca Juga: Kementrian ESDM Raih Dua Penghargaan Sekaligus di Ajang Bhumandala Award 2020

Pilihan lainnya, mandi dengan air dingin. Anda juga bisa menggunakan kompres dingin, membasahi handuk atau kain dengan air dingin dan mengoleskannya ke area yang terkena sengatan matahari.

Jangan lupa, tetaplah terhidrasi. Berada terus menerus di bawah terik matahari dapat menyebabkan Anda dehidrasi, jadi pastikan untuk minum banyak air agar tetap terhidrasi sehingga tubuh Anda dapat pulih.

Seperti yang telah dilansir dari Antara News dengan judul Obati kulit terbakar sinar matahari pakai cuka, ide buruk atau baik?, Ingatlah untuk selalu mengoleskan tabir surya berspektrum luas minimal SPF 30 sesering mungkin saat berada di bawah sinar matahari untuk mencegah terjadinya kulit terbakar atau sunburn.***

 

Editor: Aman Ariyanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler