"Berdasarkan laporan dinas kabupaten/ kota semuanya sudah beroperasi (pascapandemi),” ujarnya, disela-sela kegiatan resesnya.
Ferry menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk terus mengembangkan desa wisata, di antaranya pemberian dana stimulan melalui mekanisme bantuan keuangan (Bankeu) kepada pemerintah desa.
Adapun untuk bantuan pada 2022, besaran bantuannya Rp 1 miliar untuk desa wisata maju, Rp 500 juta untuk desa berkembang, dan Rp100 juta untuk desa wisata rintisan.
Melalui dana pengembangan desa wisata itu, kata dia, potensi desa diharapkan bisa digali dan menjadi sejumlah sajian pariwisata atau produk pariwisata.
“Tahun ini total ada 131 desa wisata yang mendapat dana stimulan dengan anggaran Rp18,5 miliar.
Yakni dua desa wisata maju masing-masing Rp1 miliar, sembilan desa wisata berkembang masing-masing Rp500 juta, 120 desa wisata rintisan masing-masing Rp100 juta,” terang Ferry.
“Bantuan keuangan yang kita berikan kepada desa-desa, yang kemudian dikembangkan untuk desa wisata.
Ternyata hasilnya bagus. Kades (kepala desa) beserta seluruh komponen masyarakatnya mencoba berpartisipasi, sehingga potensi-potensi desanya bisa dikembangkan,” terangnya.
Selain itu, Ferry berharap kepada seluruh Disporapar Kabupaten/Kota dapat melakukan pembinaan pengelolaan desa wisata.