"Nol persen APBD. (dalam pembangunannya) kita bagi menjadi empat klaster. Klaster pertama kita kerjasama dengan forum BUMD. Kemudian klaster kedua adalah Bank Jateng kemudian ketiga dan keempat adalah gotong royong dengan forum komunikasi BUMN-BUMN di Jateng, termasuk BUMN Infrastruktur," ungkapnya.
Ini menurutnya, adalah upaya kolaboratif Pemprov Jateng dan BUMN serta BUMD, untuk mendukung terciptanya iklim usaha kreatif di Jateng.
Hatta Menyebut, untuk renovasi gedung tersebut mencapai hampir Rp 2,2 miliar. Dana tersebut kemudian digunakan untuk merenovasi seluruh bagian atap dan mendesain ulang ruangan.
Meski demikian, Hatta menyebut tetap mempertahankan arsitektur asli bangunan. Menurutnya, bangunan tersebut memiliki ciri arsitektur khas Solo.
Ia berharap, dengan hadirnya HeteroSpace di Solo dapat menumbuhkan jiwa usahawan dan melek digital.
"Untuk dananya hampir Rp 2,2 miliar. Setelah di Solo, nanti direncanakan HeteroSpace hadir di Banyumas. Di bekas kantor Bakorwil," jelasnya.
Direktur Inkubator Hetero Khaleed Hadi Pranowo mengatakan, HeteroSpace merupakan ruang untuk menggodok anak muda atau mereka yang berjiwa kreatif. Di Solo, fokus pengembangannya meliputi bidang seni.
"Di Solo ini kita fokusanya kriya, seni pertunjukan dan games. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing daerah. Kalau di HeteroSpace Semarang lebih fokus ke start up digital, UMKM dan industri kreatif," pungkasnya.***