Pantun Dinobatkan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Sandiaga: Harus Kita Gunakan Secara Rutin

- 3 April 2021, 08:23 WIB
Dokumentasi. Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Kaldera Danau Toba.
Dokumentasi. Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Kaldera Danau Toba. /ANTARA/Juraidi/pri.

SINARJATENG.COM – Pantun bukanlah hal asing di Indonesia. Salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini, telah mendapatkan perhatian dunia.

UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menobatkan pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia.

Hal ini diamini oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Ia dan Kemenparekraf terus menggaungkan agar pantun tetap dilestarikan. Bahkan ia menyelipkan pantun dalam setiap kegiatan yang ia lakukan.

Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Semarang, Hari Ini Sabtu 3 April 2021

“Kalau ingin suara bagus harus latihan vokal, belajarnya nggak abal-abal. Bapak ibu mari kita lestarikan seni budaya lokal, agar potensi parekraf makin dikenal,” bunyi pantun Sandiaga sebagaimana dilansir Sinar Jateng dari Antaranews.

Ia mengungkapkan, dengan dinyatakannya pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda, cara melestarikan pantun dapat dimulai dari menyelipkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Ini baru mendapatkan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Saya selalu bilang kalau kita pakai sudah kita pakai sehari-hari, kalau angklung kita sudah mendapatkan penghargaan. Nah, pantun ini kita mendapatkan penghargaan yang harus kita gunakan secara rutin agar tidak hilang dari budaya kita,” ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Purbalingga, Hari Ini Sabtu 3 April 2021

Tidak hanya menggunakan pantun dalam kehidupan sehari-hari, Balai Pustaka tengah merancang lomba pantun nasional. Kegiatan ini didukung penuh dan akan difasilitasi oleh Kemenparekraf.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah