Nama Hari, Bulan dan Tahun Berdasarkan Hitungan Jawa

- 31 Desember 2023, 12:31 WIB
Nama Hari, Bulan dan Tahun Berdasarkan Hitungan Jawa
Nama Hari, Bulan dan Tahun Berdasarkan Hitungan Jawa /

SINARJATENG.COM - Masyarakat Jawa kental dengan nuansa Jawanya termasuk nama hari, bulan dan tahun ada perhitunganya. Berikut ulasanya dilansir dari berbagai sumber.

Masyarakat Jawa, sejak dahulu telah mengenal nama-nama hari, bulan dan tahun di samping nama yang telah lazim di pakai dalam kalender Masehi.

Jika sekarang masyarakat modern mengenal ada tujuh hari, maka nenek moyang orang-orang Jawa memiliki Wuku. Merupakan kumpulan siklus selama tujuh hari. Satu hari Wuku adalah tujuh hari masehi atau seminggu. Jadi, untuk menyelesaikan satu bulan Wuku, sama dengan dua ratus sepuluh hari masehi.

Baca Juga: KPU RI Tutup Pelatihan Modul Bagi KPPS

Sedangkan satu Wuku, terdiri dari tujuh hari Jawa sebagai berikut:

Minggu (Ngahad): Radithé.
Senin (Sênèn): Soma.
Selasa (Sêloso): Anggara.
Rabu (Rêbo): Budha.
Kamis (Kêmis): Rêspati.
Jumat (Jêmuwah): Sukra.
Sabtu (Sêtu): Tumpak.

Selain nama-nama hari dalam satu Wuku, masyarakat Jawa juga mengenal lima wêton sebagai pengiringnya yang di sebut pasaran (berasal dari kata sêpasar yang berarti lima), di antaranya :

Kliwon (Kasih).
Lêgi (Manis).
Pahing (Jênar).
Pon (Palguna).
Wagé (Cêmêngan).

Sedangkan nama-nama bulan yang di kenal oleh masyarakat Jawa adalah sebagai berikut:

1.Suro
2.Sapar
3.Mulud
4.Bakdo Mulud
5.Jumadil Awal
6.Jumadil Akhir
7.Rêjêb
8.Ruwah
9.Poso
10.Bodo
11.Sêlo
12.Bêsar

Nama-nama tahun dalam masyarakat Jawa adalah sebagai berikut:

1.Alip
2.Ehé
3.Jimawal
4.Jé
5.Dal
6.Bé
7.Wawu
8.Jimakir

Baik hari, wêton, bulan, maupun tahun, semuanya memiliki nilai yang biasa di sebut Nêptu.

Berikut adalah nilai dari hari, wêton, bulan dan tahun Jawa:

A.Dina (hari):

Minggu : Radithé, bernilai 5
Senin : Soma, bernilai 4
Seloso : Anggoro, bernilai 3
Rabu: Budha, bernilai 7
Kamis: Rêspati, bernilai 8
Jumat: Sukra, bernilai 6
Sabtu: Tumpak, bernilai 9

B.Weton/Pasaran :

Kliwon, nilainya 8
Lêgi, nilainya 5
Pahing, nilainya 9
Pon, nilainya 7
Wagé, nilainya 4

C. Wulan Sasi (bulan) :

Suro, bernilai 7
Sapar, bernilai 2
Mulud, bernilai 3
Bakda Mulud, bernilai 5
Jumadil Awal, bernilai 6
Jumadil Akhir, bernilai 1
Rêjêb, bernilai 2
Ruwah, bernilai 4
Poso, bernilai 5
Bodo, bernilai 7
Sêlo, bernilai 1
Bêsar, bernilai 3

D.Warsa (Tahun):
Alip, nilainya 1
Ehé, nilainya 5
Jimawal, nilainya 3
Jé, nilainya 7
Dal, nilainya 4
Bé, nilainya 2
Wawu, nilainya 6
Jimakir, nilainya 3

Baca Juga: Polres Klaten Gelar Sholawat dan Ngaji

Masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi moyangnya, hingga sekarang tetap menggunakan hitung-hitungan ini untuk menentukan baik buruknya sebuah hajatan tertentu. Misalnya memilih hari untuk mengkhitankan anak, melangsungkan pernikahan, membangun rumah, dan sebagainya.

Ada nilai tertentu dari penjumlahan hari, wepêton, bulan dan tahun yang menjadi pantangan bagi masyarakat Jawa.

Konon, barang siapa nekad melanggar wêwalêr----larangan----tersebut, maka hidupnya akan senantiasa di rundung kesialan. Salah satu nêptu yang sangat di hindari adalah 26.
(Ini versi saya pribadi lho ya)

Kenapa bisa?

Masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi ucapan orang-orang tua, dengan cara hangugêmi, mematuhi, memegang teguh segala nasehatnya. Jika kita menentang petuahnya, tentu bisa di kategorikan sebagai anak yang tidak patuh kepada beliau-beliau. (Durhaka) .

Jadi, kesialan yang menimpa pelanggar wêwalêr di atas lebih di karenakan sebagai hukuman bagi manusia yang tidak patuh kepada orang tua. Bukan karena pelanggaran atas nilai-nilai hari, wêton, bulan dan tahun tersebut (nêptu).***

Editor: Yusuf Afandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah