4 Mitos Pernikahan Anak Ruju dan Penggarep (Jurep) Menurut Masyarakat Jawa

16 Oktober 2021, 21:48 WIB
Ilustrasi pernikahan tradisi jawa /Pixabay/ belajatiraihanfahrizi

SINARJATENG.COM - Dalam tradisi Jawa, pernikahan anak terakhir dengan anak sulung disebut Jurep yang berarti ruju dan mbarep atau ada juga yang menyebutnya setuju dan karep.

Masyarakat percaya, pasangan berjuluk Jurep adalah pasangan pertanda baik tanpa cela dan konon katanya akan dilingkupi kebahagiaan sepanjang hidupnya.

Dilansir dari kanal YouTube Mitos/Fakta, berikut ini beberapa mitos pernikahan anak pertama dengan anak terakhir (Jurep) menurut kepercayaan masyarakat Jawa:

Baca Juga: Provinsi Jawa Barat Juara Umum PON XX, Kang Emil Berbagi Resep Ini

1. Pasangan ideal dan harmonis

Menurut mitos, pasangan anak pertama dengan anak terakhir adalah pasangan yang ideal.Hal ini dikarenakan si bungsu yang terkenal memiliki sifat manja akan merasa nyaman dengan si sulung yang mandiri dan senang mengayomi.

Sedangkan si sulung sendiri akan paham dengan sifat manja si bungsu karena hafal dengan sifat-sifat adiknya.

Selain itu, si bungsu sendiri yang dikenal sebagai orang yang santai bisa mengimbangi si sulung yang serius.

Baca Juga: 127 UMKM Terima Dana Produktif, Lazisma MAJT Diminta Optimalkan Penerimaan Zakat dan Pencatatan secara Akurat

Dengan begitu pasangan ini bisa saling melengkapi satu sama lain. Nantinya hubungan mereka akan berjalan harmonis.

2. Rumah tangganya akan bahagia

Pernikahan antara anak pertama dengan anak terakhir ini mitosnya akan berlangsung langgeng dan bahagia.

Ini tak lain dan tak bukan karena segela perselisihan dan pertengkaran akibat keegoisan bisa diredam dengan baik.

Hal ini berkat sifat si sulung yang mau mengalah terhadap si bungsu.

Baca Juga: Download Twibbon Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober 2021, Berikut Ini Link dan Cara Penggunaannya!

3. Keluarganya akan berkecukupan

Mitosnya, pasangan anak pertama dan anak terakhir akan menjadi keluarga yang berkecukupan. Keluarga mereka tidak akan pernah merasa kekurangan.

Terlebih jika weton pasaran keduanya cocok, masyarakat Jawa percaya harta keluarga mereka tidak akan habis tujuh turunan.

4. Rumah tangga mandiri

Hal ini tak lepas dari mitos pernikahan sesama anak bungsu.

Jika sesama anak bungsu ditakutkan mereka tidak bisa membina rumah tangga secara mandiri.

Baca Juga: Epilepsi? Berikut 5 Pertolongan Pertama saat Seseorang Mengalami Kejang

Namun jika pernikahan anak sulung dengan anak bungsu ini dikatakan akan menjadi pasangan yang mandiri dalam berumah tangga.*

Editor: Miftah Rizzi

Sumber: Youtube Mitos/Fakta

Tags

Terkini

Terpopuler