Pembangunan TPQ Plus Al Qodar Sendangmulyo Semarang Dapat Apresiasi dari Kakanwil Kemenag Jateng

- 21 Mei 2022, 17:04 WIB
Kakanwil Kemenag Jateng, H Musta'in Ahmad SH MH menandatangani prasasti menandai peresmian gedung TPQ Plus Al-Qodar, Sendangmulyo, disaksikan para ulama, di antaranya Ketua Umum MUI Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, Gubernur ke-13, KH Ali Mufiz MPA, Ketua Yayasan Al-Qodar H Isdiyanto Isman, dan Ketua
Kakanwil Kemenag Jateng, H Musta'in Ahmad SH MH menandatangani prasasti menandai peresmian gedung TPQ Plus Al-Qodar, Sendangmulyo, disaksikan para ulama, di antaranya Ketua Umum MUI Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, Gubernur ke-13, KH Ali Mufiz MPA, Ketua Yayasan Al-Qodar H Isdiyanto Isman, dan Ketua /Humas Yayasan Al Qodar Semarang

Baca Juga: Jadwal Sholat Lima Waktu Kota Semarang dan Sekitarnya, Sabtu 21 Mei 2022

Pemerintah melalui Kemenag berupaya memberikan pelayanan yang terbaik. Bukan hanya bidang kehidupan sosial, tetapi juga bidang pendidikan keagamaan.

''Alhamdulillah bidang keagamaan semakin hari semakin baik di semua kehidupan. Bukan saja pada kehidupan sosial, bidang pendidikan di lingkungan Kemenag saat ini jumlahnya juga makin banyak. Bahkan ada madrasah madrasah yang menolak murid. Fenomena ini, sekarang banyak pesantren yang diisi oleh santri yang orang tuanya bukan dari kalangan santri. Luar biasa kesadaran masyarakat kita,'' katanya pada sambutan peresmian TPQ Plus Al-Qodar.

Meningkatnya kehidupan beragama di Jateng, lanjut Musta'in juga ditunjukkan dengan prestasi Baznas Jateng sebagai Baznas terbaik se-Indonesia. Bahkan calhaj kita sekarang antreannya sudah mencapai 31 tahun.

Baca Juga: Sah! Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 H Senin 2 Mei 2022

Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam sudah sejahtera, sholeh dan kaya. Karena sholeh bisa mendaftar haji, karena kaya bisa membayar uang muka haji minimal Rp 25 juta.

Musta'in mengatakan, keterbukaan informasi dan teknologi sekarang ini mudah dijangkau oleh masyarakat.

Termasuk juga soal keagamaan, kalau dulu belajar agama dipimpin dan dituntun oleh ustadz dan oleh kiai, sekarang orang belajar agama bisa prasmanan, ambil sesukanya, kapan saja dan di mana saja.

Karena dengan alat sederhana berupa HP bisa mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya untuk belajar agama.

Menurut Musta'in, ketika agama bisa dipelajari tanpa harus bimbingan kiai dan ustadz, maka yang terjadi pemahaman agama, praktik keagamaan bisa bergeser dari nilai-nilai agama.

Maka pada era 20 tahunan yang lalu, tidak ada cerita radikalisme di Indonesia, karena semua terbimbing dengan baik.

Halaman:

Editor: Intan Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x