Dengan optimalisasi isolasi terpusat, maka penanganan Covid-19 di Jateng lanjut Ganjar akan bisa lebih cepat. Pasalnya, klaster tertinggi di Jateng adalah klaster keluarga.
"Kalau mereka yang positif diambil dan diisolasi terpusat, maka tidak akan jadi klaster keluarga. Maka saya minta optimalisasi isolasi terpusat ini dilakukan serentak di Jateng, apalagi sedang PPKM Mikro Darurat ini," jelasnya.
Baca Juga: Dikelola Secara Profesional, UIN Walisongo Pertahankan Prestasi Terbaik Pengelolaan Kampus Nasional
Selain itu, UIN Walisongo juga membantu pemerintah untuk menyukseskan program vaksinasi. Setiap hari, kampus itu melaksanakan vaksinasi dengan target 1200 orang perhari.
"Jadi kalau semua bergerak bersama, maka persoalan cepat selesai. Percepatan vaksinasi perguruan tinggi terlibat, kekurangan SDM perguruan tinggi membantu. Sekarang oksigen sudah mulai beres. Kalau keroyokan seperti ini, maka target penurunan kasus 10.000 bisa tercapai," pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Dr Imam Taufiq mengatakan, sudah saatnya semua elemen terlibat dalam penanganan dan penyelesaian kasus Covid-19. Tidak lagi tugas ini hanya dibebankan pada pemerintah.
Baca Juga: Ganjar Kunjungi Asrama Mahasiswa Aceh, Kalimantan dan Sumatera, Ini Pesannya
"Jadi semua harus terlibat, bukan hanya Dinkes atau pak Gubernur, tapi perguruan tinggi bisa terlibat. Apalagi, kami punya potensi untuk membantu," katanya.
Imam juga menegaskan, keputusan menjadikan asrama mahasiswanya sebagai tempat isolasi terpusat tak terlepas dari tagline UIN Walisongo sendiri. Dimana kampus itu menyatakan sebagai kampus kemanusiaan dan peradaban.
"Maka kita harus tampil di depan untuk membantu pemerintah menyelesaikan persoalan ini," pungkasnya.***