SINARJATENG.COM - Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang kembali gelar tadarus komunikasi jilid 2 seri 4.
Kegiatan tersebut bertajuk "Literasi Media dalam Menanggulangi Hoaks". Dan diadakan secara offline di ruang sidang Dekanat FDK, dan online melalui zoom meeting pada 20 April 2022.
Dekan FDK Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag mengatakan, literasi media sangat penting diajarkan untuk merespons penyebaran hoaks yang semakin berkembang.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Negara Singapura yang Harus Kamu Tahu
Melalui literasi media, masyarakat diharapkan menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa, serta mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas intelektual.
"Intinya, literasi media adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Maka forum ini sangat penting untuk diadakan," kata Dr. H. Ilyas Supena, M.Ag
Kegiatan ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa dan peserta yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, kegiatan ini juga turut mengundang Priska Nur Safitri, M.Sos., Nilnan Ni'mah, M.Si. dan Fitri, M. Sos sebagai narasumber.
Baca Juga: Cappadocia? Berikut 5 Fakta Menarik Dibalik Negara Turki
Fitri, M.Sos mengatakan, Di era yang serba digital ini literasi media sangat dibutuhkan dalam merespons perkembangan media yang memiliki banyak dampak. Salah satunya penyebaran hoaks yang semakin berkembang. Harus diingat bahwa, tidak semua informasi yang tersebar di media memuat informasi yang benar.
"Sebagai pengguna media kita harus melindungi diri dari informasi hoaks salah satunya dengan berpikir kritis, skeptis, dan menerapkan saring sebelum sharing," ucap Fitri, M.Sos.
Senada dengan Fitri, Priska Nur Safitri, M.Sos mengatakan literasi bermedia penting dilakukan karena sebagai bentuk gerakan cakap digital di era kebebasan informasi.
"Dalam era kemudahan akses informasi ini dibarengi dengan melonjaknya kasus hoaks. Parahnya hoaks memiliki banyak tema sehingga membuat masyarakat resah. Banyaknya pengguna media sosial semakin membuat hoaks berkembang. Maka dibutuhkannya literasi media agar pengguna media cakap digital," kata Priska Nur Safitri, M.Sos.
Nilnan Ni'mah, M.Si mengatakan bahwa media literasi untuk menanggulangi hoaks. Terlebih adanya glorifikasi kekerasan di media online.
"Belakangan ini banyaknya glorifikasi kekerasan di media online. Tentunya hal itu sangat tidak dibenarkan, oleh sebab itu dibutuhkan kecakapan digital untuk menanggulangi hal tersebut," ucap Nilnan Ni'mah, M.Si.***