Network
SINARJATENG.COM - Pengadilan Distrik Tiergarten, Jerman, menjatuhkan hukuman kepada petenis peringkat sembilan dunia itu menyusul peristiwa yang terjadi pada Mei 2020.
Petenis Jerman, Alexander Zverev, didenda oleh Pengadilan Distrik Tiergarten karena dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran fisik terhadap mantan pacarnya. Juara Olimpiade Tokyo 2021, dan peringkat sembilan ATP saat ini , diharuskan membayar kompensasi sebesar 450.000 euro ($475.000) , dengan cicilan €5.000 ($5.280) selama rentang waktu 90 hari, sebagai dirinci oleh Penjaga .
Insiden yang berujung pada hukumannya terjadi pada Mei 2020 di Berlin, dan korbannya, Brenda Patea, adalah ibu dari anaknya. Namun, terlepas dari putusan yang dijatuhkan oleh Jaksa Berlin, Zverev tetap menyatakan dirinya tidak bersalah dan, melalui perwakilan hukumnya, telah mengajukan banding dalam upaya untuk membatalkan hukuman tersebut.
Baca Juga: Striker Manchester City Haaland Cedera Jelang Pertandingan Lawan Liverpool
“Saya sendiri menolak sepenuhnya tuduhan tersebut. Pengacara saya sedang menangani masalah ini, dan saya tidak akan berkomentar lebih jauh,” kata pemain tenis tersebut pada bulan Juli ketika tuduhan pertama kali terungkap, dan proses hukum dimulai.
Pengacaranya, Schertz Bergmann, menganggap sanksi tersebut “mengerikan” dan mengindikasikan bahwa mereka akan mengajukan banding. “Kita tidak bisa berbicara tentang proses konstitusional yang adil. Tuan Zverev akan mengambil tindakan terhadap hal ini dengan menggunakan segala cara yang mungkin, ” kata pengacara itu dalam sebuah pernyataan.
Denda yang dikenakan telah dikeluarkan melalui 'perintah penalti'. Konsep hukum ini dipertimbangkan dalam undang-undang Jerman untuk kasus-kasus yang dianggap mudah dan diyakini terdapat bukti yang cukup mengenai dilakukannya pelanggaran.
Karena Zverev belum menerima hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan, sistem peradilan Jerman akan segera membuka periode di mana dia dan korban dapat memberikan kesaksian mereka secara pribadi sebelum persidangan terbuka diadakan, dan setelah itu hukuman akhir akan ditentukan.***
