Network
SINARJATENG.COM - Fluminense dari Brasil menang atas Boca Juniors dari Argentina dengan kemenangan telak 2-1 di Stadion Maracanã di Rio de Janeiro. Ini menandai gelar Copa Libertadores perdananya bagi Fluminense.
Dalam final Copa Libertadores yang mencekam, Fluminense dari Brasil menang atas Boca Juniors dari Argentina dengan kemenangan telak 2-1 di Stadion Maracanã di Rio de Janeiro. Ini menandai gelar Copa Libertadores perdananya bagi Fluminense dalam penampilan kedua mereka di tahap akhir kompetisi.
Skor dibuka oleh penembak jitu asal Argentina Germán Cano pada menit ke-36, berkat assist dari Keno, yang menciptakan suasana yang menjadi rollercoaster emosi. Boca Juniors berhasil bangkit kembali dengan gol penyeimbang pada menit ke-72 dari Luis Advíncula, yang tendangan jarak jauhnya berhasil membobol gawang. Namun, super-sub Fluminense John Kennedy, yang masuk dari bangku cadangan, memberikan keputusan akhir melalui gol perpanjangan waktu pada menit ke-99, sebuah tendangan yang tidak dapat dihentikan oleh kiper Boca Sergio "Chiquito" Romero. Malam Kennedy kemudian dinodai oleh kartu merah, menyusul kartu kuning keduanya karena perayaan berlebihan.
Baca Juga: Stiker Real Madrid , Arda Guler Mengalami Cedera Lagi
Kemenangan bersejarah Fluminense didorong oleh beberapa penampilan menonjol. Lima assist Keno yang mengesankan, dua di antaranya tercipta di final, menjadikannya pemberi assist terbanyak di turnamen tersebut. Di sisi lain, Boca Juniors menghadapi statistik yang mengecewakan, karena kegagalan mereka untuk menang bertambah menjadi tujuh pertandingan, rekor tanpa kemenangan terpanjang mereka di Libertadores setidaknya sejak tahun 2014. Konsistensi Germán Cano untuk Fluminense juga patut diperhatikan; dia menyumbang gol dalam lima perlawanan terakhirnya, termasuk tujuh gol dan dua assist, dengan gol penentunya di final memantapkan penghitungan 13 gol, menjadikannya penjaring terbanyak turnamen.
Kemenangan Fluminense ditonjolkan oleh rekor mencetak gol mereka yang mengesankan, dengan gol dalam delapan pertandingan terakhir mereka, dengan total 15 gol selama periode ini. Performa ini tidak hanya memberikan gelar Libertadores yang sangat didambakan tetapi juga memperkuat status mereka sebagai kekuatan menyerang. Bagi Boca Juniors, meski patah hati, Luis Advíncula muncul sebagai titik terang, menjadi pencetak gol terbanyak tim dengan gol keempatnya di kompetisi tersebut.
Kemenangan klub Rio ini mengakhiri delapan pertandingan beruntun tak terkalahkan di Libertadores, menyamai rekor tak terkalahkan terpanjang mereka dari tahun sebelumnya. Kemenangan ini merupakan bukti ketangguhan dan kehebatan taktis mereka, membawa kegembiraan luar biasa bagi para penggemarnya dan menulis babak baru yang gemilang dalam sejarah mereka. Kenaikan Fluminense ke puncak klub sepak bola Amerika Selatan merupakan peristiwa penting, karena mereka mengangkat trofi bergengsi tersebut untuk menyenangkan para pendukung mereka yang penuh semangat, dan menobatkan diri mereka sebagai raja di benua tersebut.***
