Network
SINARJATENG.COM - Ciri khas Nahdlatul Ulama (NU) adalah mengutamakan toleransi dan kerukunan, sehingga setiap ada perbedaan pendapat akan selalu mengutamakan tabayun. Meskipun toleransi sudah menjadi nafas dan semangat NU, namun demikian tidak banyak masyarakat umum yang mengetahuinya. Pasalnya, warga NU tidak pernah mengatakan bahwa saya NU, saya toleran terhadap seluruh umat beragama lain dan orang dari suku maupun ras lain.
Hal itu diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, saat menghadiri Haflah Akhirussanah ke 5 yang dikemas dengan Khotmil Quran dan Khataman Kitab serta Khaul KH. Muhammad Ridwan dan KH. Amin di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Madani, Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Minggu 25 Februari 2024.
Baca Juga: Kendaraan Ditinggal Tepi Sungai,Pemilik Kendaraan Ditemukan, Kapolres : Pemilik kendaraan selamat
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Salatiga, saya sangat berterimakasih, karena warga NU di Kota Salatiga sudah mengimplementasikan toleransi itu dalam kehidupan sehari-hari,” kata Yasip.
Pemimpin Ponpes Nurul Madani, KH. Sonwasi Ridwan menuturkan, kegiatan di Ponpes Nurul Madani tidak lepas dari kegiatan di masyarakat, khususnya di lingkungan RW 4 Pulutan. Melalui kegiatan Haflah Akhirussanah, ia mewakili seluruh pengasuh ponpes memohon doa restu untuk keberlangsungan Ponpes yang tahun ini genap berusia lima tahun. Dalam keyakinannya, ia tidak ingin memiliki ponpes, tetapi ingin membangun ponpes.***
