Network
SINARJATENG.COM - Peresmian masjid Al-Hikmah di Grogol, Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga diharapkan bisa menjadi syi’ar dalam mengambangkan pendidikan dan kebudayaan Islam di Kota Salatiga. Kota Salatiga telah dinobatkan sebagai kota tertoleran di Indonesia, sehingga peresmian ini menjadi salah satu wujud akhlakul karimah. Hal itu disampaikan Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, pada Peresmian Masjid Al-Hidayah dan Haflah Akhirussanah Pondok Pesantren Al-Syafi’iyah NU Madin Al-Hidayah, Minggu 18 Februari 2024.
Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Tanfidziyah NU Provinsi Jawa Tengah, KH Muhamad Muzamil, didampingi Pj. Wali Kota Salatiga, Syuriah NU Salatiga, Tanfidziah NU Salatiga dan Pimpinan pondok.
Yasip mengungkapkan, toleran itu sebenarnya adalah budaya asli umat Islam. Semua orang mengakui bahwa, ketika Islam menjadi budaya mayoritas, maka toleransi ini untuk umat yang lain, sehingga kaum minoritas pun terjaga. Terlebih lagi, bagi warga Kota Salatiga, utamanya bagi Nahdlatul Ulama, toleran sudah menjadi doktrin dan menjadi ajaran para kyai dan ulama, bahwa umat Islam harus menghormati pengikut agama, suku, serta ras lain.
Baca Juga: 127 ASN Dan Pelaku UMKM di Kabupaten Semarang Dilatih Transformasi Digital
“Saya mohon ini terus kita tingkatkan, syukur-syukur nanti calon wali kota salatiga adalah calon-calon yang bisa membawa Salatiga ini lebih maju, lebih mamkmur. Oleh karena itu saat Pilkada nanti pilihlah calon pemimpin yang baik, yang akhlaknya bagus, pemimpin yang amanah dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Salatiga untuk selama lima tahun ke depan,” ucap Yasin.
Pemimpin Ponpes Al Syafi’iyah NU, KH. Yasin menuturkan bahwa, Masjid Al-Hidayah ini sebelumnya adalah sebuah mushola dan merupakan mushola pertama yang ada di Grogol Blotongan. Semula, mushola berpanggung tersebut berada di Pulutan, namun kemudian diangkat bersama-sama oleh para santri menuju Grogol Blotongan.
“Hari ini masjid Al-Hikmah ini diresmikan, meskipun proses pembangunannya masih belum selesai. Dengan maksud, agar dapat dimanfaatkan untuk mengaji oleh warga sekitar dan santri pondok,” ungkap Yasin.***
